Kantor pusat OECD di Paris, Prancis. (foto: foto oecd.org)
PRANCIS, DDTCNews - Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 dari 3,1% menjadi 2,9% menyusul kebijakan tarif bea masuk resiprokal AS.
Sekjen OECD Mathias Cormann mengatakan pengenaan tarif bea masuk tinggi berpotensi menekan pertumbuhan perdagangan global. Menurutnya, tiap-tiap negara harus saling bekerja sama dalam mengatasi masalah, baik isu tarif maupun perdagangan.
"Pemerintah perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah apa pun dalam sistem perdagangan global secara positif dan konstruktif melalui dialog," katanya, Rabu (11/6/2025).
Mathias menjelaskan kerja sama internasional diperlukan dalam rangka menjaga pasar tetap terbuka untuk kegiatan perdagangan global. Selain itu, sambungnya, kerja sama diperlukan untuk menjaga kinerja perekonomian.
Laporan OECD memperkirakan pertumbuhan perdagangan global akan melambat selama 2 tahun ke depan. Hal ini dikarenakan adanya hambatan perdagangan yang akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi, serta menurunkan kepercayaan bisnis dan konsumen.
"Jika AS mengenakan tarif tambahan maka prospek pertumbuhan global akan makin menurun. Lalu, ini juga memacu inflasi yang akan makin melemahkan pertumbuhan global," tutur Mathias seperti dilansir Tax Notes International.
Selain itu, OECD juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2026 dari 3% menjadi 2,9%. Adapun pertumbuhan ekonomi global pada 2024 tercatat berada di level 3,3%.
Di samping itu, OECD juga memprediksi pertumbuhan ekonomi AS akan mengalami penurunan signifikan, dari 2,8% pada 2024 menjadi 1,6% pada 2025. Tahun berikutnya, ekonomi AS diprediksi hanya tumbuh 1,5%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Eropa diperkirakan sedikit meningkat, dari 0,8% pada 2024 menjadi 1% pada 2025. Tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi di Eropa diprediksi sebesar 1,2%.
OECD mengingatkan fragmentasi perdagangan dan hambatan tarif akan berlanjut dan berpotensi menekan perekonomian. Jika demikian, OECD mendesak negara-negara memprioritaskan perjanjian perdagangan dan menurunkan tarif serta hambatan perdagangan lainnya.
Selain itu, OECD juga menyarankan tiap-tiap negara menstabilkan suku bunga moneter, mengurangi utang, melakukan reformasi perpajakan atau memperluas basis pajak, serta meningkatkan investasi domestik. (rig)