Ilustrasi.
WASHINGTON D.C., DDTCNews - Ways and Means Committee DPR AS menyetujui beleid Tax Relief for American Families and Workers Act of 2024. RUU ini mendapatkan persetujuan secara bipartisan dari 40 anggota DPR pada komite tersebut.
Ketua Ways and Means Committee Jason Smith mengatakan RUU tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam rapat paripurna DPR setelah berakhirnya masa reses pada 29 Januari 2024.
"Rumah tangga AS akan mendapatka manfaat dari kesepakatan bipartisan ini. RUU ini memberikan keringanan pajak yang lebih besar, meningkatkan daya saing kita dengan China, dan menciptakan lapangan kerja," katanya dikutip dari situs web Ways and Means, Kamis (25/1/2024).
Jika Tax Relief for American Families and Workers Act of 2024 disetujui oleh Kongres AS, insentif child tax credit (CTC) bagi wajib pajak yang memiliki tanggungan anak akan naik dari US$2.000 menjadi US$2.100 per anak pada 2024 dan 2025.
Porsi kredit pajak yang bisa direstitusi juga naik dari US$200 menjadi US$1.800 per anak pada 2023. Pada 2024 dan 2025, porsi kredit pajak yang bisa direstitusi akan naik lagi masing-masing menjadi US$1.900 dan US$2.000 per anak.
Bagi korporasi, Tax Relief for American Families and Workers Act of 2024 juga memberikan fasilitas terkait dengan biaya litbang. Selama ini, pengeluaran terkait dengan litbang harus dibiayakan 5 tahun. Lewat RUU tersebut, pengeluaran terkait dengan litbang boleh langsung dibiayakan.
"Insentif litbang akan mendorong inovasi dan meningkatkan daya saing ekonomi kita dengan China dan negara-negara lain," ujar Ketua Komite Keuangan Senat AS Ron Wyden.
Tak hanya itu, pengeluaran yang terkait dengan pembelian mesin, peralatan, dan kendaraan boleh langsung dibiayakan oleh wajib pajak pelaku usaha.
Selanjutnya, RUU ini akan meningkatkan fasilitas low income housing tax credit guna meningkatkan suplai properti hunian yang terjangkau bagi masyarakat kelas menengah bawah.
"Begitu banyak warga AS yang terbebani oleh kenaikan harga sewa rumah. Low income housing tax credit akan mendorong pembangunan lebih dari 200.000 unit rumah yang terjangkau," jelas Wyden. (rig)