Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/2/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Â
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terpilih sebagai Co-Chair Koalisi Menteri Keuangan Dunia untuk Aksi Perubahan Iklim (The Coalition of Finance Ministers for Climate Action) periode 2021-2023.
Sri Mulyani mengatakan pemilihan co-chair tersebut dilakukan melalui pemungutan suara (voting) yang diikuti para menteri keuangan dari 52 negara untuk memilih satu di antara 3 menteri keuangan dari Indonesia, Filipina dan Uganda.
Setelah terpilih, ia akan menjalankan peran tersebut bersama Menteri Keuangan Finlandia sebagai co-chair koalisi. "Indonesia dipercaya global untuk mengarahkan dan menangani masalah perubahan iklim," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (11/2/2021).
Sri Mulyani menjelaskan terpilihnya Indonesia menjadi co-chair koalisi menunjukkan posisi strategis dan peran Indonesia yang makin penting di dunia internasional, setelah penetapan Indonesia sebagai Presidensi G20 pada 2022 dan Chairmanship Asean pada 2023.
Menurutnya, Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk pengendalian perubahan iklim melalui berbagai kebijakan dan instrumen. Dari sisi pendanaan, pemerintah mengalokasikan anggaran perubahan iklim dari APBN, membentuk Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), membentuk Pooling Fund Bencana (PFB), serta menggunakan instrumen pembiayaan inovatif seperti Green Sukuk.
Sri Mulyani berkomitmen meningkatkan reputasi Indonesia di dunia internasional dengan mengurangi emisi sebesar 29% melalui upaya sendiri atau 41% dengan dukungan internasional pada 2030, seperti yang tertuang dalam komitmen Indonesia pada Persetujuan Paris.
Indonesia bergabung dengan koalisi pada 5 Juli 2019. Koalisi ini menjadi forum untuk mendukung upaya kolektif para menteri keuangan dalam menggunakan kebijakan fiskal, manajemen keuangan publik, serta mobilisasi pendanaan dalam mendorong aksi perubahan iklim.
Sebagai salah satu Co-Chair, Indonesia berpeluang memberikan kontribusi untuk peningkatan peran strategis koalisi melalui bersinergi dengan forum internasional lainnya seperti G20 dan Asean, sekaligus menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang. (rig)