PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Sebut RI Mampu Lakukan Konsolidasi APBN Lebih Cepat

Dian Kurniati | Senin, 23 Oktober 2023 | 13:15 WIB
Sri Mulyani Sebut RI Mampu Lakukan Konsolidasi APBN Lebih Cepat

Menkeu Sri Mulyani.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang mampu melakukan konsolidasi fiskal secara lebih cepat pascapandemi Covid-19.

Sri Mulyani mengatakan pandemi Covid-19 yang diikuti dengan krisis ekonomi dan sosial menjadi tantangan bagi semua negara di dunia. Meski demikian, upaya pemulihan ekonomi dan APBN di setiap negara memiliki progres berbeda-beda.

Baca Juga:
Apa Itu Automatic Blocking System?

"Banyak negara yang ekonominya pulih, mereka sudah terlanjur spoiled. Tidak mau mengumpulkan pajak, tidak mau menurunkan utangnya dan rasio defisitnya. Karena itu suatu pekerjaan yang sangat tidak mudah dan tidak populer," katanya dalam kuliah umum di Undip, Senin (23/10/2023).

Sri Mulyani mengatakan APBN harus berperan sebagai instrumen countercyclical untuk menangani masalah kesehatan akibat pandemi Covid-19 sekaligus memberi perlindungan sosial kepada masyarakat dan mendukung pemulihan ekonomi. Di sisi lain, penerimaan negara saat pademi juga mengalami kontraksi karena berbagai kegiatan ekonomi masyarakat melemah.

Dalam suasana Covid-19, defisit APBN sempat melebar menjadi 6,1% PDB pada 2020, tetapi perlahan turun menjadi 4,57% PDB pada 2021 dan 2,35% PDB pada 2022. Penurunan defisit di bawah 3% PDB pada 2022 tersebut juga lebih cepat dari yang direncanakan pemerintah.

Baca Juga:
Soal Badan Penerimaan Negara di RKP 2025, Ini Kata Kepala Bappenas

Menurutnya, banyak negara yang defisitnya lebih lebar seperti Malaysia 5,3% PDB, Thailand 5,5% PDB, China 7,5% PDB, serta India 9,6% PDB.

Dia menjelaskan rasio utang Indonesia yang tercatat sebesar 39,6% PDB pada 2022 juga relatif baik di antara negara lainnya. Menurutnya, banyak posisi utang di banyak negara tetap tinggi atau bahkan kembali naik meski pandemi Covid-19 telah tertangani.

Posisi utang di Thailand masih mencapai 60,5% PDB, China 77,1% PDB, India 83,1 PDB, serta AS 121,7% PDB.

Baca Juga:
WP dengan SPT Lebih Bayar atau Rugi Masuk Prioritas Pemeriksaan DJP

Sri Mulyani menyebut pemerintah selama pandemi Covid-19 telah melakukan berbagai upaya untuk menyehatkan kembali APBN. Salah satu langkah yang dilakukan yakni mereformasi perpajakan di Indonesia.

"Anda pikir menteri keuangan hobinya memajaki? Enggak juga karena itu bukan masalah hobi, tetapi konstitusi dari undang-undang, dan semua undang-undang itu dibahas dalam proses politik," ujarnya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 08 Mei 2024 | 18:30 WIB KAMUS PENERIMAAN NEGARA

Apa Itu Automatic Blocking System?

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

WP dengan SPT Lebih Bayar atau Rugi Masuk Prioritas Pemeriksaan DJP

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Defisit APBN 2025 Dipatok 2,45-2,8 Persen, Perlu Disiplin Fiskal

BERITA PILIHAN
Rabu, 08 Mei 2024 | 18:30 WIB KAMUS PENERIMAAN NEGARA

Apa Itu Automatic Blocking System?

Rabu, 08 Mei 2024 | 18:00 WIB BEA CUKAI JEMBER

Dapat Laporan Warga, Bea Cukai Gerebek Toko yang Jual Miras Ilegal

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:31 WIB KANWIL DJP KEPULAUAN RIAU

Ada Sita Serentak, DJP Amankan Aset Milik Wajib Pajak Rp2 Miliar