Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menegaskan inisiatif transparansi lewat automatic exchange of information (AEoI) telah meningkatkan kepatuhan pajak.
Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria mengatakan pengungkapan sukarela atas rekening luar negeri (offshore accounts), aset keuangan, dan pendapatan menjelang implementasi penuh insiatif AEoI telah membawa dampak positif bagi negara-negara OECD dan G20.
“Telah menghasilkan tambahan pendapatan lebih dari 95 miliar euro [sekitar Rp1.532 triliun] dalam pajak, bunga, dan denda untuk negara-negara OECD dan G20 selama periode 2009-2019 . Jumlah kumulatif ini naik 2 miliar euro sejak pelaporan terakhir OECD pada November 2018,” jelasnya dalam keterangan di laman OECD, seperti dikutip pada Sabtu (8/6/2019).
Analisis pendahuluan OECD (Preliminary OECD analysis) menunjukkan dampak yang sangat substansial AEoI terhadap pergerakan deposito bank di pusat keuangan internasional (international financial centres/IFCs).
Deposito yang dimiliki oleh perusahaan atau perorangan di lebih dari 40 IFCs utama meningkat secara substansial selama periode 2000 hingga 2008. Peningkatan itu mencapai puncaknya senilai US$1,6 triliun pada pertengahan 2008.
Nilai tersebut telah turun 34% selama sepuluh tahun terakhir, mewakili penurunan US$551 miliar. Hal ini dikarenakan negara-negara berpegang pada standar transparansi yang lebih ketat. Sebagian besar, sekitar dua pertiga dari penurunan itu disebabkan oleh inisiatif AEoI.
Gurria mengatakan secara khusus, AEoI telah menyebabkan penurunan 20% hingga 25% dalam deposito bank di IFCs. Nilai tersebut berdasarkan data awal. Adapun studi lengkap terkait dampak implementasi AEoI ini diharapkan bisa terbit akhir tahun ini.
“Lebih banyak penerimaan pajak diharapkan karena negara-negara terus memproses informasi yang diterima melalui pencocokan data dan alat-alat investigasi lainnya. Kami benar-benar bergerak lebih dekat ke dunia di mana tidak ada tempat tersisa untuk bersembunyi,” jelas Gurria sebelum pertemuan menteri keuangan G20 di Fukuoka, Jepang.
Lebih dari 90 yurisdiksi berpartisipasi dalam inisiatif transparansi global di bawah common reporting standard (CRS) OECD sejak 2018. Mereka telah bertukar informasi terkait 47 juta offshore accounts dengan nilai total sekitar 4,9 triliun euro.
AEoI – yang diaktifkan melalui 4.500 hubungan bilateral – menandai pertukaran informasi pajak terbesar dalam sejarah. Implementasi AEoI, sambung Gurria, juga menjadi puncak dari lebih dari dua dekade upaya internasional untuk melawan penggelapan pajak.
“Komunitas internasional telah membawa tingkat transparansi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam masalah perpajakan, yang akan membawa hasil nyata bagi pendapatan dan layanan pemerintah di tahun-tahun mendatang,” imbuhnya.
Inisiatif transparansi yang dirancang dan dilaksanakan melalui G20 telah mengungkap kumpulan dana offshore yang sekarang dapat dikenakan pajak secara efektif oleh otoritas di seluruh dunia. Analisis yang berkelanjutan dari aktivitas keuangan lintas batas sudah menunjukkan sejauh mana standar internasional AEoI telah memperkuat kepatuhan pajak. (kaw)