PMK 144/2022

Penentuan Nilai Pabean Bisa Pakai Nilai Transaksi Barang Serupa

Redaksi DDTCNews | Senin, 21 November 2022 | 15:06 WIB
Penentuan Nilai Pabean Bisa Pakai Nilai Transaksi Barang Serupa

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Importir dapat menentukan nilai pabean berdasarkan pada nilai transaksi barang serupa.

Sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) PMK 144/2022, nilai pabean untuk penghitungan bea masuk merupakan nilai transaksi dari barang impor. Jika tidak dapat ditentukan berdasarkan nilai transaksi, penentuan nilai pabean berdasarkan pada nilai transaksi barang identik.

“Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan bea masuk tidak dapat ditentukan berdasarkan nilai transaksi … dan nilai transaksi barang identik …, nilai pabean ditentukan berdasarkan nilai transaksi barang serupa,” bunyi Pasal 3 ayat (2) PMK 144/2022, dikutip pada Senin (21/11/2022).

Baca Juga:
Ada Kebijakan DHE, Airlangga Klaim Nilai Tukar Rupiah Masih Terkendali

Nilai transaksi barang serupa digunakan sebagai nilai pabean sepanjang memenuhi beberapa persyaratan. Pertama, berasal dari satuan barang pemberitahuan pabean impor yang nilai pabeannya telah ditetapkan berdasarkan nilai transaksi.

Kedua, tanggal bill of lading (B/L) atau airway bill (AWB) sama atau dalam jangka waktu 30 harti sebelum atau sesudah tanggal B/L atau AWB barang impor yang sedang ditentukan nilai pabeannya.

Ketiga, tingkat perdagangan dan jumlah barang sama dengan tingkat perdagangan dan jumlah barang impor yang sedang ditentukan nilai pabeannya. Keempat, menggunakan moda transportasi yang sama.

Baca Juga:
Catat! Ini Beda Layanan Bea Cukai, Imigrasi, dan Karantina Kesehatan

Adapun pemberitahuan pabean impor harus memenuhi kriteria minimal. Pertama, diajukan oleh Importir dengan bidang usaha yang jelas. Kedua, berisi uraian, spesifikasi dan satuan barang yang jelas. Ketiga, tidak diajukan oleh importir yang sama dengan pemberitahuan pabean impor yang sedang ditentukan nilai pabeannya.

Ada pengecualian dari kriteria ketiga jika berdasarkan pada hasil audit kepabeanan terakhir terkait nilai pabean ditentukan berdasarkan nilai transaksi. Pengecualian juga berlaku jika importir telah ditetapkan sebagai mitra utama kepabeanan (MITA kepabeanan) atau importir operator ekonomi bersertifikat (authorized economic operator).

“Dalam hal terdapat lebih dari 1 nilai transaksi barang serupa …, penentuan nilai pabean dilakukan dengan menggunakan nilai transaksi barang serupa yang paling rendah,” bunyi penggalan Pasal 12 ayat (3) PMK 144/2022.

Baca Juga:
DJBC Sebut Fasilitas ATA Carnet Bisa Dimanfaatkan untuk Produksi Film

Pemberitahuan pabean impor yang digunakan sebagai pembanding barang serupa bisa dari kantor pabean selain tempat penyerahan pemberitahuan yang sedang ditentukan nilai pabeannya.

Sesuai dengan Pasal 13 ayat (1), jika tidak terdapat data tingkat perdagangan dan jumlah barang barang serupa, digunakan data barang serupa dengan kondisi lain sepanjang dilakukan penyesuaian. Adapun penyesuaian dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.

Pertama, penyesuaian terhadap tingkat perdagangan. Penyesuaian ini berlaku jika tingkat perdagangan berbeda tetapi jumlah barang sama.

Baca Juga:
Modus Penipuan Catut Bea Cukai, Pelaku Kerap Berikan Nomor Resi Palsu

Kedua, penyesuaian terhadap jumlah barang. Penyesuaian ini berlaku jika jumlah barang berbeda tetapi tingkat perdagangan sama.

Ketiga, penyesuaian terhadap tingkat perdagangan dan jumlah barang. Penyesuaian ini berlaku jika tingkat perdagangan dan jumlah barang berbeda.

“Penyesuaian … dilakukan dalam hal bukti nyata atau data yang objektif dan terukur tersedia dan memungkinkan terlaksananya penyesuaian secara wajar dan tepat,” bunyi penggalan Pasal 13 ayat (3) PMK 144/2022.

Jika bukti nyata dan data yang objektif dan terukur tidak tersedia, penyesuaian tidak dilakukan. Kemudian, nilai transaksi barang serupa dianggap tidak dipengaruhi oleh tingkat perdagangan dan jumlah barang. (Fikri/kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 19 April 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Kebijakan DHE, Airlangga Klaim Nilai Tukar Rupiah Masih Terkendali

Rabu, 17 April 2024 | 09:00 WIB FASILITAS KEPABEANAN

DJBC Sebut Fasilitas ATA Carnet Bisa Dimanfaatkan untuk Produksi Film

Selasa, 16 April 2024 | 14:00 WIB LAYANAN BEA DAN CUKAI

Modus Penipuan Catut Bea Cukai, Pelaku Kerap Berikan Nomor Resi Palsu

BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 13:44 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah

Jumat, 19 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel ke APBN

Jumat, 19 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Penghitungan PPh 21 atas Upah Borongan di atas Rp 2,5 Juta per Hari

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB RENCANA KERJA PEMERINTAH 2025

Longgarkan Ruang Fiskal, Defisit APBN 2025 Dirancang 2,45-2,8 Persen

Jumat, 19 April 2024 | 10:30 WIB PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pemprov Kaltim Atur Ulang Ketentuan Pajak Daerah, Ini Perinciannya

Jumat, 19 April 2024 | 10:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Jelang Deadline, DJP Ingatkan WP Segera Sampaikan SPT Tahunan Badan

Jumat, 19 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara Masuk Draf RKP 2025