NIGERIA

Negara-Negara Afrika Dukung Pembentukan UN Tax Convention

Muhamad Wildan | Minggu, 16 Oktober 2022 | 14:00 WIB
Negara-Negara Afrika Dukung Pembentukan UN Tax Convention

Ilustrasi.

ABUJA, DDTCNews - Mewakili negara-negara yang tergabung dalam Africa Group, Nigeria mengusulkan pembentukan United Nations Convention on International Tax Cooperation (UN Tax Convention) kepada PBB.

Pemerintah Nigeria menyampaikan pentingnya kerja internasional di bidang perpajakan di bawah naungan PBB guna mengeliminasi praktik-praktik pengelakan pajak serta base erosion and profit shifting (BEPS).

"Negara-negara perlu bekerja sama mengeliminasi pengelakan pajak, BEPS, dan memastikan setiap wajib pajak membayar pajak di lokasi kegiatan ekonomi terjadi dan nilai diciptakan sesuai dengan hukum dan kebijakan domestik serta internasional," sebut Nigeria, dikutip pada Minggu (16/10/2022).

Baca Juga:
Penelitian Kepatuhan Formal, Laporan Pajak dari WP Dianalisis DJP

Guna mendukung pembentukan UN Tax Convention, Nigeria mengusulkan pembentukan komite ad hoc di bawah naungan PBB. Komite ini bertugas menyiapkan terms of reference untuk negosiasi UN Tax Convention.

Sekretariat Jenderal PBB juga diminta untuk menyiapkan laporan-laporan terkait dengan instrumen hukum internasional mengenai kerja perpajakan internasional seperti P3B, perjanjian pertukaran informasi perpajakan, dan lain sebagainya.

Nanti, laporan dari Sekretariat Jenderal PBB akan dijadikan bahan pembahasan para perwakilan dari negara-negara anggota komite ad hoc. Komite tersebut juga perlu menyampaikan progres perihal UN Tax Convention dalam pertemuan UN General Assembly pada September tahun depan.

Baca Juga:
Pemutihan PBB Diadakan Lagi, WP Diimbau Segera Bayar Tunggakan Pajak

Sekjen PBB Antonio Guterres sebelumnya telah memberikan sinyal untuk mendukung pembentukan UN Tax Convention.

Dia memandang UN Tax Convention diperlukan untuk memfasilitasi kerja sama antaryurisdiksi. Suatu badan khusus perlu didirikan guna menyelesaikan masalah pengelakan pajak dan aliran dana gelap yang menggerogoti potensi pajak bagi negara berkembang.

"Diperlukan kepemimpinan politik guna menciptakan sistem hukum, norma, dan standar yang berlaku secara universal serta konsisten dengan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB," tulis Guterres dalam laporan Setjen PBB bertajuk International Coordination and Cooperation to Combat Illicit Financial Flows. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 08 Mei 2024 | 09:30 WIB KABUPATEN JAYAPURA

Pemutihan PBB Diadakan Lagi, WP Diimbau Segera Bayar Tunggakan Pajak

Rabu, 08 Mei 2024 | 09:07 WIB KURS PAJAK 08 MEI 2024 - 15 MEI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Akhirnya Rupiah Kembali Menguat Atas Dolar AS

Rabu, 08 Mei 2024 | 08:00 WIB LITERATUR PAJAK

Pentingnya Belajar Pajak dalam Bahasa Inggris, Cek Platform Ini

BERITA PILIHAN
Rabu, 08 Mei 2024 | 10:07 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

BP2MI Minta Batas Impor Barang Kiriman PMI Naik Jadi 2.800 Dolar AS

Rabu, 08 Mei 2024 | 09:07 WIB KURS PAJAK 08 MEI 2024 - 15 MEI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Akhirnya Rupiah Kembali Menguat Atas Dolar AS

Rabu, 08 Mei 2024 | 08:00 WIB LITERATUR PAJAK

Pentingnya Belajar Pajak dalam Bahasa Inggris, Cek Platform Ini

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

WP dengan SPT Lebih Bayar atau Rugi Masuk Prioritas Pemeriksaan DJP

Selasa, 07 Mei 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pilih Pakai Tarif PPh Umum, Perlukah WP Badan Sampaikan Pemberitahuan?

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:43 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

UU Belum Direvisi, WNI Belum Bisa Berkewarganegaraan Ganda

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Jokowi Bandingkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Negara Lain