KONSEP dasar penghasilan berperan penting ketika kita ingin mendalami gagasan akuntansi mengenai penghasilan. Dalam konteks akuntansi, konsep tersebut yang menjadi dasar penentuan kinerja keuangan suatu entitas.
Buku Konsep dan Aplikasi Pajak Penghasilan Edisi Kedua yang telah diterbitkan DDTC memuat penjabaran secara komprehensif tentang perkembangan gagasan penghasilan. Adapun perkembangan itu mulai dari teori klasik hingga standar akuntansi internasional modern.
Mengutip buku tersebut, salah satu ekonom yang mengemukakan definisi penghasilan adalah Hicks. Ekonom asal Inggris itu berpendapat bahwa penghasilan merupakan jumlah maksimum yang dapat dikonsumsi tanpa mengurangi kekayaan seseorang atau entitas.
Dalam konteks akuntansi, definisi ini menjadi landasan bagi konsep pemeliharaan modal atau pemeliharaan sumber. Artinya, penghasilan hanya diakui setelah modal atau sumber daya entitas tersebut tetap terjaga.
Sementara itu, Financial Accounting Standards Board (FASB) di Amerika Serikat mempertegas konsep pemeliharaan sumber dalam statements of financial concepts. FASB menyatakan perusahaan baru dianggap memperoleh pengembalian (return) setelah modalnya dipertahankan atau dipulihkan.
Selain pemeliharaan sumber, ada dua pendekatan dalam konteks teori akuntansi yang digunakan untuk menentukan penghasilan. Pertama, pendekatan pengukuran berkala berdasarkan pada teori akuntansi modern. Pendekatan ini menuntut penghasilan diukur dengan uang secara andal pada periode tertentu.
Kedua, pendekatan transaksi dan realisasi penghasilan. Dalam pendekatan ini, penghasilan yang diakui dalam laporan keuangan adalah penghasilan yang sudah direalisasikan. Dengan demikian, pengakuan atas penghasilan dilakukan pada saat terjadinya transaksi.
Buku ke-37 dari 39 buku yang telah diterbitkan oleh DDTC tersebut mengulasi lebih jauh evolusi penghasilan dalam Framework for the Presentation and Preparation of Financial Statements 2001 yang digagas oleh International Accounting Standards Board (IASB).
IASB mendefinisikan penghasilan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk kenaikan aset atau penurunan kewajiban. Penghasilan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu revenue (pendapatan dari aktivitas sehari-hari) dan gains (keuntungan yang tidak selalu dari aktivitas utama bisnis).
Seiring berjalannya waktu, kerangka itu mengalami beberapa kali revisi. Adapun revisi penting dalam Conceptual Framework for Financial Reporting pada 2018 yaitu terkait definisi penghasilan. Penghasilan merupakan refleksi dari adanya kenaikan aset atau penurunan kewajiban, yang meningkatkan ekuitas.
Dari teori yang diungkapkan Hicks hingga kerangka konseptual terbaru diulas dalam Buku Konsep dan Aplikasi Pajak Penghasilan Edisi Kedua. Lantas bagaimana Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis IFRS di Indonesia mendefinisikan penghasilan?
Buku yang ditulis oleh Darussalam, Danny Septriadi, B. Bawono Kristiaji, Khisi Armaya Dhora, Atika Ritmelina M., Dawud A. Q. Lubis dan Abiyoga S. Wiyanto ini mengulas secara komprehensif definisi penghasilan dari berbagai perspektif.
Buku ini hadir sebagai referensi terpadu bagi mahasiswa, akademisi, maupun praktisi pajak yang ingin memahami lebih konsep penghasilan, kebijakan pajak penghasilan, sejarah pemungutan pajak penghasilan, hingga sistem pemajakan.
Jadikan buku Konsep dan Aplikasi Pajak Penghasilan sebagai referensi utama Anda. Dapatkan bukunya sekarang dan perluas perspektif Anda terkait dengan konsep penghasilan melalui tautan https://store.perpajakan.ddtc.co.id/. (sap)