PMK 86/2020

Laporan Berubah Jadi Bulanan, Dirjen Pajak: Untuk Evaluasi

Dian Kurniati | Senin, 20 Juli 2020 | 18:33 WIB
Laporan Berubah Jadi Bulanan, Dirjen Pajak: Untuk Evaluasi

Dirjen Pajak Suryo Utomo saat memberikan penjelasan dalam konferensi pers APBN Kita. (tangkapan layar Youtube Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah melalui PMK 86/2020 meminta wajib pajak yang memanfaatkan insentif pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 impor dan diskon angsuran 30% PPh Pasal 25 melapor setiap bulan, dari sebelumnya tiap tiga bulan sekali (kuartalan).

Dirjen Pajak Suryo Utomo mengatakan pelaporan pemanfaatan insentif pada PMK 86/2020 dibuat lebih cepat dibandingkan PMK 44/2020. Menurutnya, pelaporan tersebut dibutuhkan DJP untuk mengevaluasi efektivitas insentif pajak yang diberikan wajib pajak di tengah pandemi virus Corona.

"Untuk pelaporannya dapat dilaporkan setiap bulan karena ini sangat diperlukan pada waktu kita melakukan evaluasi. Bagaimana pemanfaatan insentif ini dan efek insentif ini pada keberlangsungan perusahaan," katanya melalui konferensi video, Senin (20/7/2020).

Baca Juga:
Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Pada PMK 86/2020 disebutkan wajib pajak berkewajiban melaporkan realisasi pemanfaatan insentifnya setiap tanggal 20 pada bulan berikutnya.

Suryo mengatakan pelaporan pemanfaatan insentif setiap bulan tersebut sama seperti wajib pajak yang memperoleh insentif PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP) dan PPh final UMKM DTP. Menurutnya, wajib pajak yang memanfaatkan insentif PPh Pasal 21 DTP dan PPh final UMKM DTP bahkan telah sejak awal wajib melapor setiap bulan.

Suryo menambahkan PMK 86/2020 telah memuat setidaknya empat perubahan, mengenai kemudahan wajib pajak mendapat insentif, perpanjangan pemberian insentif, perluasan subjek yang diberikan insentif, serta kemudahan evaluasi insentif yang diberikan.

Baca Juga:
Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sesuai PMK 86/2020, wajib pajak yang bergerak di salah satu dari 721 bidang industri tertentu (sebelumnya hanya 431 bidang industri), pada perusahaan KITE, atau pada perusahaan di kawasan berikat mendapat fasilitas pembebasan dari pemungutan pajak penghasilan pasal 22 impor.

Kemudian, pengurangan 30% angsuran PPh Pasal 25 diberikan untuk wajib pajak yang bergerak di salah satu dari 1.013 bidang industri tertentu (sebelumnya hanya 846 bidang industri), perusahaan KITE. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

20 Juli 2020 | 22:33 WIB

#MariBicara Saya setuju dengan mekanisme pelaporan pemanfaatan insentif PPh 22 dan pengurang PPh 25 30% ini dilaporkan setiap bulan yang awalnya tiap 3 bulan. Hal ini diperlukan selain untuk evaluasi tetapi juga agar Wajib Pajak lebih familiar dan terbiasa dalam menunaikan kewajiban pelaporannya. Asa bisa karena terbiasa. #MariBicara dengan adanya PMK 86/2020 telah memuat setidaknya empat perubahan, mengenai kemudahan wajib pajak mendapat insentif, perpanjangan pemberian insentif, perluasan subjek yang diberikan insentif, serta kemudahan evaluasi insentif yang diberikan.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor

BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN BEA CUKAI

Apa Beda Segel dan Tanda Pengaman Bea Cukai? Simak Penjelasannya

Sabtu, 20 April 2024 | 12:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Minta Perpanjangan Lapor SPT Tahunan? Ingat Ini Agar Tak Kena Sanksi

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN BULUNGAN

Sukseskan Program Sertifikat Tanah, Pemkab Beri Diskon BPHTB 50 Persen

Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor