DDTC ACADEMY - PRACTICAL COURSE

Wah! Co-Founder DDTC Komentari ‘Resep’ Patuh Pajak dari Warkop DKI

DDTC Academy
Senin, 15 September 2025 | 14.11 WIB
Wah! Co-Founder DDTC Komentari ‘Resep’ Patuh Pajak dari Warkop DKI
<p>Foto sampul buku <strong>Main-main Jadi Bukan Main</strong>. Dokumentasi pribadi. Buku karya Rudi Badil, diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia bekerja sama dengan Aquarius, Warkop DKI, 2016.</p>

"Jangan memelototi orang kalau menyuruh bayar pajak. Lebih baik, berondonglah dengan cerita lucu. Kalau sudah tertawa, duitnya langsung keluar!"

Ide itu bukan datang datang dari ekonom atau praktisi pakar pajak, melainkan dari seorang pelawak. Dia adalah Kasino Hadiwibowo, anggota grup lawak legendaris Warkop DKI.

Dirjen Pajak kala itu, Salamun A.T., sampai terkesima dengan 'resep' tersebut. Pada 10 Mei 1988 di Jakarta, Salamun memberikan piagam penghargaan kepada Kasino dan Warkop DKI karena dianggap sering menyisipkan kampanye pajak dalam humornya.

Menurut Danny Septriadi, Kasino tidak mengada-ada. Co-Founder DDTC itu percaya penegakan aturan bukanlah satu-satunya cara untuk menciptakan kepatuhan. Lebih penting, katanya, menghadirkan rasa saling percaya (trust) antara wajib pajak dan Direktorat Jenderal Pajak.

“Melibatkan penegak hukum seharusnya jadi tahap terakhir. Pemberian sanksi denda tambahan pun demikian. Soalnya, kita sudah kenal dengan paradigma baru yang bertujuan untuk menghindari sengketa, yakni cooperative compliance,” tambahnya.

Kepatuhan kooperatif sendiri merupakan paradigma perpajakan modern yang golnya mengidentifikasi bahkan menyelesaikan sengketa sejak dini. Mengutip Darussalam, Septriadi, Kristiaji, & Vissaro (2019) dalam Era Baru Hubungan Otoritas Pajak Dengan Wajib Pajak, kepatuhan kooperatif ini hanya bisa berdiri dengan pondasi berupa transparansi, keterbukaan, saling memahami, dan saling percaya.

Menariknya, berbagai referensi —salah satunya Humor at Work in Teams, Leadership, Negotiations, Learning and Health (Scheel & Gockel, 2017)— telah menyebutkan kalau rasa percaya itu bisa ditumbuhkan pula dengan humor.

Baca juga: Strategi Humor dalam Meningkatkan Kepercayaan Wajib Pajak

Itulah salah satu alasan yang mendasari Danny untuk mempelajari humor secara serius dan akademik. Di antara empat short course tentang humor yang pernah dia tuntaskan sejauh ini, Humor for Influence: Lessons from Ancient Rome dari eCornell cukup berkesan.

Dalam course tersebut, Profesor Cornell University Michael Fontaine menunjukkan kalau humor itu sudah digunakan di konteks profesional dan yang acapkali dianggap serius sejak dulu, seperti persidangan. Sebab pada dasarnya, humor adalah tool yang powerful untuk mengikat pathos atau empati orang lain.

Sertifikat Danny Septriadi di kursus Using Humor for Influence dari eCornell.

Sebenarnya, Danny sudah sejak lama menggemari humor. Dia rutin membaca majalah-majalah humor sebagai stress release atau refreshing dari rutinitasnya di bidang pajak.

“Namun ternyata, saat saya beranikan diri menggunakan humor dalam profesi saya, kelihatan kalau klien saya yang seringkali tegang jadi lebih rileks. Saya juga bisa menggunakan humor untuk membuka pintu komunikasi dan build trust dengan petugas pajak,” papar Danny.

Baca juga: Saat Aturan & Sengketa Tidak Meningkatkan Kepatuhan, Coba Humor!

Di samping short course itu, Danny juga telah belajar di Humor Academy selama tiga tahun (2020-2023). Program yang menghadirkan berbagai mentor multidisiplin ilmu tersebut berada di bawah asuhan Association for Applied and Therapeutic Humor (AATH), sebuah lembaga non-profit berskala global yang sangat percaya akan manfaat humor untuk berbagai profesi dan keilmuan.

Mimpi Danny untuk mulai menyemai bibit kepercayaan antar-stakeholder pajak di Indonesia menggunakan pendekatan humor berasal dari sini. Tahun 2022, dia menginisiasi program Cerita & Humor Pajak. Program ini adalah forum daring bagi para fiskus dan wajib pajak untuk saling berempati serta mentertawakan rutinitas atau pekerjaan bersama.

Tak hanya pertama di Indonesia, program tersebut juga jadi yang pertama di dunia! Alhasil selama mempersiapkan project tersebut, Danny dan Ulwan Fakhri (peneliti IHIK3) intens berdiskusi dengan para mentor berikut teman-temannya di AATH yang kebanyakan kebanyakan berdomisili di Amerika Serikat.

Saat tahu ide Danny untuk pertama kalinya, mereka terkejut, tapi juga sekaligus mengapresiasinya. Ide itu baru dan inovatif. Otoritas di negara mereka saja (Internal Revenue Service) belum pernah punya pendekatan macam itu kepada wajib pajaknya.

Forum Cerita & Humor Pajak yang sukses diadakan sebanyak tiga kali itu menjadi bukti bahwa sebenarnya baik wajib pajak maupun fiskus sama-sama manusia. Simak cerita-cerita mereka di sini.

Baca juga: Petugas dan Wajib Pajak Kumpul Bareng, Tertawakan Rutinitas Bersama

Pasca tereksekusi, program tersebut tidak cuma mengantarkan Danny menjadi pionir Certified Humor Professional (CHP) di Indonesia, tetapi juga masuk ke Hall of Fame Projects di sejarah AATH.

Pengumuman atas masuknya program yang diinisiasi Danny Septriadi ke Hall of Fame AATH di 2025 AATH Humor Conference, North Carolina, Amerika Serikat.

“Saya membayangkan humor bisa menjadi pendobrak tembok besar dan tinggi antara DJP dan wajib pajak, bahkan menjadi penjembatan bagi mereka,” pungkas Danny.

Dalam waktu dekat, Danny Septriadi akan membagikan pengalaman dan wawasannya selama 30 tahun lebih berkecimpung di dunia pajak lewat practical course bertajuk Menghadapi Pemeriksaan serta Negosiasi Pajak dengan Kreativitas, Empati, dan Humor. Program ini merupakan kerja sama DDTC Academy dengan Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3), yakni satu-satunya lembaga kajian humor di Tanah Air.

Acara ini akan dilaksanakan secara tatap muka (offline) pada Selasa, 30 September 2025 pukul 09.30-15.30 WIB di Menara DDTC, Jakarta.

Pelatihan ini perlu Anda ikuti karena menghadirkan pengalaman belajar yang berbeda, melalui:

  • Materi dalam format kartun: unik, inovatif, dan dikembangkan dari berbagai referensi, seperti Humor in Negotiations & ADR (ditulis oleh profesor University of Hawaii, John Barkai) serta Lawyers, Liars, & the Art of Storytelling (ditulis oleh pengacara, dosen, dan eks-asisten jaksa Amerika Serikat, Jonathan Saphiro);

  • Pre-assessment gaya humor (humor style) bagi setiap peserta, sehingga materi bisa diaplikasikan sesuai dengan karakteristik masing-masing individu;

  • Praktik langsung dengan umpan balik instan dari fasilitator berpengalaman dan bersertifikat untuk memastikan pemahaman yang aplikatif;

  • Materi yang lahir dari proses penyempurnaan terus-menerus: dimulai dari webinar, kemudian disajikan sebagai materi khusus untuk perusahaan multinasional, lalu masuk ke kurikulum pascasarjana sebuah perguruan tinggi negeri favorit, hingga kini di practical course DDTC Academy.

Berikut kesan peserta dari forum tersebut:

  • “Pak Danny adalah pengajar yang unik karena memposisikan peserta ajarnya pada kedudukan yang setara, lewat dialog terbuka, mendengarkan setiap opini, lalu mengajak kami berpikir kritis.” – SH (Fiskus)

  • “Wajib pajak dan fiskus sebenarnya sama-sama dalam tekanan. Rasa empati satu sama lain yang saya pelajari di kelas Pak Danny bakal relevan dalam menjalankan proses negosiasi ketika kedua belah pihak telah memiliki technical skill yang memadai.” – AA (Praktisi Pajak)

Adapun harga pendaftaran untuk kursus ini senilai Rp2.000.00. Namun, tersedia harga yang khusus berlaku bagi klien DDTC saja, yakni Rp1.500.000.

Jadi, daftar sekarang juga di academy.ddtc.co.id/practical-course.

Butuh bantuan atau ingin diskon tambahan? Hubungi WhatsApp Hotline DDTC Academy 0812-8393-5151 (Minda), email [email protected], atau melalui akun Instagram DDTC Academy (@ddtcacademy).

*Terbitnya artikel ini sekaligus untuk mengenang Kasino Hadiwibowo (15 September 1950 – 18 Desember 1997). (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.