Kepala BKF Febrio Kacaribu (tengah) dalam konferensi pers.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu memproyeksikan realisasi defisit APBN hingga akhir tahun bakal bertahan di bawah target pemerintah, yakni senilai Rp598,2 triliun atau 2,84% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan kinerja pendapatan negara sejauh ini masih mengalami pertumbuhan yang positif. Meski belanja negara tetap berjalan sebagaimana mestinya, posisi APBN masih mengalami surplus hingga April 2023.
"Belanja kita akan tetap tumbuh positif. Jadi ini lebih kepada sisi penerimaannya yang akan relatif cukup bagus," katanya, Rabu (31/5/2023).
Febrio mengatakan pemerintah dan DPR dalam mendesain APBN 2023 masih sangat konservatif. Menurutnya, realisasi pendapatan dan belanja negara sejauh ini juga sesuai dengan yang direncanakan.
Hingga April 2023, pemerintah mencatat kinerja APBN mengalami surplus senilai Rp234,7 triliun atau setara 1,12% PDB. Surplus tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022, yakni senilai Rp102,7 triliun atau 0,52% PDB.
Surplus hingga April 2023 terjadi karena realisasi pendapatan negara tercatat Rp1.000,5 triliun, sedangkan belanja negara tercatat senilai Rp765,8 triliun. Mengenai pendapatan negara yang sudah menembus Rp1.000 triliun, utamanya ditopang oleh penerimaan perpajakan.Â
Penerimaan perpajakan tercatat senilai Rp782,7 triliun, yang terdiri atas penerimaan pajak Rp688,1 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp94,5 triliun. Sementara itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp217,8 triliun.
Febrio menilai pengelolaan APBN 2023 masih sangat kuat karena realisasi pendapatan tersebut masih lebih tinggi ketimbang belanja negara. Meski demikian, dia menegaskan pemerintah tetap mewaspadai berbagai risiko dalam pengelolaan APBN.
"Kita tetap waspada. Nanti kita lihat saja," ujarnya. (sap)