Ilustrasi.
BEIJING, DDTCNews – Pemerintah China berencana mengalokasikan belanja perpajakan pada 2022 lebih besar dari realisasi tahun lalu senilai CNY1,1 triliun atau setara dengan Rp2.500 triliun
Menteri Keuangan Liu Kun mengatakan belanja perpajakan pada tahun ini diberikan dalam bentuk potongan pajak di tengah upaya untuk meningkatkan laju ekonomi yang tengah melambat.
"Saat ini, ekonomi China menghadapi tekanan baru ke bawah sehingga membutuhkan adanya kekuatan kebijakan fiskal yang tepat," katanya seperti dilansir channelnewsasia.com, dikutip pada Senin (28/2/2022).
Liu Kun menjelaskan belanja perpajakan yang melonjak pada tahun ini dikarenakan dampak pandemi Covid-19 masih berlanjut. Dia berhadap stimulus fiskal dapat mendongkrak dunia usaha sehingga memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dia juga menambahkan pemerintah pusat akan tetap memprioritaskan transfer ke daerah. Transfer ke daerah pada tahun ini akan difokuskan kepada daerah-daerah yang mengalami kesulitan ekonomi dan daerah tertinggal.
"Tahun ini, pemerintah pusat akan secara signifikan meningkatkan ukuran pembayaran transfer, terutama pembayaran transfer umum yang tetap berpihak pada daerah-daerah yang kesulitan ekonomi dan tertinggal," tuturnya.
Di sisi lain, lanjut Liu Kun, pemerintah daerah pada tahun ini juga akan menerbitkan obligasi khusus sejumlah CNY484,4 miliar agar tidak tergantung transfer dari pemerintah pusat. Ini juga merupakan respons atas hilangnya momentum pemulihan ekonomi China pada pertengahan tahun lalu.
Terlebih, China saat ini dihadapkan berbagai masalah utang di sektor properti dan tingginya belanja kesehatan. Kondisi tersebut pada akhirnya memukul indeks kepercayaan konsumen
"Kami ingin menyelesaikan masalah ini dengan benar dan mudah-mudahan itu bisa dicapai tahun ini," jelas Liu Kun. (rig)