KEBIJAKAN PAJAK

BKF: Ekonomi 2025 Tetap Bakal Tumbuh di Atas 5% Meski PPN Jadi 12%

Muhamad Wildan
Minggu, 22 Desember 2024 | 12.30 WIB
BKF: Ekonomi 2025 Tetap Bakal Tumbuh di Atas 5% Meski PPN Jadi 12%

Ilustrasi. Gedung Badan Kebijakan Fiskal. 

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan menyatakan kenaikan tarif PPN dari 11% ke 12% tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan perekonomian nasional diperkirakan tetap akan konsisten tumbuh di atas 5%.

"Dampak kenaikan PPN ke 12% terhadap pertumbuhan ekonomi tidak signifikan," katanya dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (22/12/2024).

Kenaikan tarif PPN hanya akan menimbulkan tambahan inflasi sebesar 0,2 poin persentase. Adapun saat ini inflasi Indonesia tetap terjaga rendah pada level 1,6%.

"Inflasi akan tetap dijaga rendah sesuai target APBN 2025 di 1,5% hingga 3,5%," ujar Febrio.

Guna mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi, kenaikan tarif PPN diimbangi dengan tambahan stimulus seperti diskon tarif listrik sebesar 50% selama 2 bulan; pemberian bantuan pangan beras 10 kg kepada 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama 2 bulan.

Kemudian, PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP) bagi pekerja sektor padat karya; PPN DTP atas minyak goreng MinyaKita, tepung terigu, dan gula industri; dan lain-lain.

"Pertumbuhan ekonomi 2025 akan tetap dijaga sesuai target APBN sebesar 5,2%," tutur Febrio.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso sebelumnya menyatakan fasilitas-fasilitas diberikan bersamaan dengan pemberlakuan tarif PPN 12% guna mempertahankan daya beli dan pertumbuhan ekonomi.

Mengingat konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar kurang lebih 50% terhadap perekonomian nasional, daya beli masyarakat harus dijaga salah satunya dengan pengendalian inflasi.

"Beberapa [komoditas] yang secara hukum harus naik tetapi situasinya belum memungkinkan karena akan berdampak pada daya beli dan konsumsi, diganjel dengan DTP tadi. Jadi ini bukan akal-akalan jangka pendek untuk nyenengin masyarakat," kata Susiwijono. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.