PERCEPATAN DWELLING TIME

Amankan Mandat Presiden, Begini Instruksi Luhut

Redaksi DDTCNews
Kamis, 15 September 2016 | 08.33 WIB
Amankan Mandat Presiden, Begini Instruksi Luhut
Terminal Petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok (Foto: DDTCNews)

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Kordinator Maritim Luhut Binsar Pandjaitan memerintahkan seluruh komponen yang terlibat di pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia untuk memperhatikan sedikitnya tiga aspek yang bersinggungan langsung dengan proses bongkar muat.

Luhut menyatakan aspek pertama adalah sumber daya manusia (SDM) yang berlaku sebagai petugas. Menurut dia, minimnya kualitas dan kuantitas SDM akan sangat mempengaruhi masa bongkar muat.

"SDM ini menjadi aspek awal yang perlu ditangani dan diedukasi lebih dalam sebelum menangani aspek yang lain, agar waktu tunggu bongkar muat di pelabuhan (dwelling time) ini bisa dipercepat," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/9).

Presiden Joko Widodo dalam peresmian terminal petikemas di Pelabuhan Kalibaru Priok sebelumnya meminta agar dwelling time dipercepat menjadi 2 hari dari posisi saat ini 3 hari ditambah proses bongkar muat hingga menjadi 4-5 hari.

Luhut menambahkan setelah aspek SDM dibenahi, maka langkah selanjutnya yaitu dengan memperbaiki dan jika perlu memperbarui sistem yang digunakan di pelabuhan, khususnya pelabuhan dengan masa bongkar muat yang terlalu lama.

"Memang dwelling time kita itu lama. Contohnya seperti di Pelabuhan Belawan, dwell time-nya sangat lama sekali. Bahkan saya pernah mengirim petugas untuk membantu bongkar muat di sana, namun tetap saja 10 hari belum tentu selesai," katanya.

Namun, sambungnya, jumlah SDM yang berkualitas dan sistem yang memadai, masih belum cukup untuk mempercepat proses dwell time. Upaya terakhir yang perlu dilakukan yaitu dengan memberikan sarana yang memadai, untuk memberikan keleluasaan proses bongkar muat di pelabuhan.

Luhut menegaskan, ketiga aspek tersebut menjadi poin utama untuk mempercepat dwell time. Bahkan, permasalahan dwell time ini telah menjadi program prioritas Luhut untuk segera ditangani dan diperbaiki.

"Jadi 3 aspek yang harus digencarkan, yaitu SDM (petugas), sistem yang digunakan, dan sarana yang memadai. Ketiga itu adalah poin utama tercapainya percepatan proses bongkar muat," tegasnya.

Selain permasalahan dwell time, Luhut juga mempunyai program lain yang dijalankan secara bersamaan dengan penanganan dwell time. Program tersebut yaitu program tol laut, yang berfungsi untuk menekan biaya transportasi laut di Indonesia.

"Biaya transportasi laut kita itu termahal di dunia. Jadi pengadaan tol laut ini sudah segera dilaksanakan sejak beberapa waktu lalu. Menurut penelitian, akan ada penghematan Rp721 triliun melalui program tol laut ini," katanya. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.