Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01% pada kuartal IV/2022 lantaran disokong oleh tumbuhnya kinerja konsumsi rumah tangga dan ekspor.
BI mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh 4,48% pada kuartal IV/2022 dari periode yang sama tahun lalu. Hal ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pada Natal dan Tahun Baru serta berlanjutnya penyaluran bantuan sosial.
"Ekspor juga tetap tumbuh tinggi sebesar 14,93% didorong oleh permintaan mitra dagang utama yang masih kuat," tulis BI dalam keterangan resmi, dikutip pada Selasa (7/2/2023).
BI menyebut lonjakan ekspor berlanjut hingga akhir 2022, meski tidak setinggi kuartal III/2022 akibat melemahnya harga beberapa komoditas andalan. Namun, penurunan harga komoditas berhasil diimbangi dengan peningkatan volume ekspor.
Meski konsumsi dan ekspor mampu tumbuh tinggi, investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) belum mampu tumbuh setinggi sebelum pandemi Covid-19. Investasi hanya tumbuh 3,33% akibat rendahnya investasi bangunan.
Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami penurunan 4,77%. Kontraksi belanja disebabkan oleh penurunan belanja barang penanganan pandemi seiring dengan menurunnya jumlah kasus Covid-19 sepanjang 2022.
Berdasarkan tren tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 pada kisaran 4,5% hingga 5,3%. Pertumbuhan ekonomi pada tahun ini juga bakal disokong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Konsumsi rumah tangga dan investasi tercatat berkontribusi 80,95% terhadap PDB.
"Perkiraan tersebut sejalan dengan naiknya mobilitas masyarakat pascapenghapusan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, membaiknya prospek bisnis dan aliran masuk penanaman modal asing, serta berlanjutnya penyelesaian proyek strategis nasional," tulis BI. (rig)