KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dapat Insentif Pajak, MotoGP Seharusnya Ampuh Dorong Pemulihan Ekonomi

Redaksi DDTCNews
Jumat, 25 Maret 2022 | 09.30 WIB
Dapat Insentif Pajak, MotoGP Seharusnya Ampuh Dorong Pemulihan Ekonomi

 

Pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliveira (tengah) melaju paling depan di depan para pembalap lainnya saat balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Minggu (20/3/2022).  ANTARA FOTO/Andika Wahyu/foc.
 

JAKARTA, DDTCNews - Perhelatan MotoGP di Mandalika, NTB diyakini menjadi titik balik pemulihan industri pariwisata nasional. Hal ini disebabkan tingginya animo masyarakat yang tentunya berimbas pada geliat ekonomi di Lombok secara khusus. 

Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan berharap ajang balapan internasional itu bisa memantik arus kunjungan wisatawan asing pada masa mendatang. Heri melihat acara tersebut cukup mendongkrak berbagai sektor usaha domestik seperti penginapan, penerbangan, rumah makan, dan kerajinan UMKM.

"Indonesia memang sedang memanfaatkan betul momen besar itu untuk kepentingan ekonomi nasional. Sektor pariwisata sangat diuntungkan dengan perhelatan besar tersebut, setelah terpuruk selama pandemi Covid-19," kata Heri dalam keterangannya, dikutip Jumat (25/3/2022).

Heri mengatakan negara sudah menyubsidi penyelenggaraan MotoGP hingga Rp2,73 triliun. Menurutnya, sesuai prinsip ekonomi, harus ada pengembalian dalam bentuk pendapatan dan mampu menciptakan multiplier effect, terutama menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk rakyat melalui penguatan ekonomi lokal. 

Adapun anggaran tersebut diberikan kepada PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) senilai Rp1,3 triliun dan kementerian/lembaga (K/L) yang terlibat dalam perhelatan MotoGP sebesar Rp1,18 triliun. 

Kemudian belum lagi insentif pajak pertambahan nilai (PPN) atas jasa kena pajak Rp240,73 miliar dan insentif bea masuk serta pajak impor Rp10,41 miliar. 

“Sejak pandemi Covid-19 2020, kunjungan wisatawan asing turun drastis. Pada 2019 mencapai 16,1 juta orang, tetapi pada 2020 turun menjadi 4 juta orang dan pada 2021 anjlok menjadi 1,6 juta orang karena imbas pandemi Covid-19,” ungkap Heri.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 64,5% atau 1 juta kunjungan menggunakan transportasi darat. Lalu sebanyak 26,7%  atau 415.500 kunjungan menggunakan transportasi laut. Terakhir sebanyak 8,8% atau 137.200 kunjungan menggunakan moda transportasi udara. 

“Kunjungan wisatawan asing pada 2021 didominasi warga negara tetangga seperti Timor Leste, Papua Nugini, dan Malaysia. Tentu hal ini belum mampu memberikan dampak optimal terhadap perekonomian,” papar Wakil Ketua F-Gerindra DPR itu. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.