Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Kinerja pendapatan daerah pada tahun 2021 tercatat mampu mengalami perbaikan bila dibandingkan dengan tahun 2020.
Pada 2021, realisasi pendapatan daerah tercatat mencapai Rp1.112,24 triliun. Meski tipis, angka tersebut tumbuh 0,18%Â dibandingkan dengan realisasi pendapatan daerah tahun 2020.
Namun, realisasi pendapatan pada APBD 2021 sesungguhnya hanya mencapai 97% dari target pendapatan daerah senilai Rp1.150,91 triliun.
"Mungkin karena pada saat pembuatan APBD-nya terlalu optimis dan sebab-sebab lain seperti Covid-19 yang berdampak signifikan paling tidak 4 bulan, akhirnya mereka dapat 97%," ujar Dirjen Perimbangan Keuangan Astera Primanto Bhakti, dikutip Kamis (20/1/2022).
Secara lebih terperinci, kontribusi dan nilai pendapatan asli daerah (PAD) mampu bertumbuh pada 2021. Realisasi PAD tercatat mencapai Rp300,16 triliun atau tumbuh 14,05% bula dibandingkan dengan realisasi tahun 2020 yang senilai Rp263,17 triliun.
Pada tahun lalu, PAD berkontribusi sebesar 26,1% terhadap total pendapatan daerah, lebih tinggi bila dibandingkan dengan 2020 yang kontribusi PAD-nya sebesar 25,3% dari total pendapatan daerah.
Meski pendapatan daerah mengalami peningkatan yang minim, belanja daerah justru mengalami penurunan. Realisasi belanja APBD tercatat hanya senilai Rp1.087,66 triliun atau turun -2,48% dibandingkan dengan capaian 2020 yang senilai Rp1.115,28 triliun.
Bila dibandingkan dengan targetnya, belanja APBD pada 2021 tercatat hanya 89% dari target yang mencapai Rp1.224,73 triliun. Meski demikian, perlu dicatat masih terdapat sebagian pemda yang data realisasi belanjanya belum diterima oleh pemerintah pusat.
"Untuk persentase, mereka baru dapat 89% dari APBD walaupun prediksi saya ini belum masuk semua. Nanti kalau masuk semua bisa 92% paling tidak berdasarkan assessment kami kepada daerah," ujar Prima. (sap)