Menteri Keuangan Sri Mulyani. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2021 akan lebih kuat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya seiring dengan tren penurunan kasus Covid-19.
Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2021 akan lebih baik. Namun, sambungnya, pemerintah akan tetap mewaspadai berbagai risiko, baik dari dalam negeri maupun global yang dapat memengaruhi kinerja ekonomi nasional.
"Kami yakin ekonomi kuartal IV/2021 akan naik cukup kuat didukung berbagai indikator, tetapi kami paham ada tantangan yang harus diwaspadai," katanya, Kamis (18/11/2021).
Sri Mulyani menuturkan berbagai indikator menunjukkan tren pemulihan ekonomi nasional yang berlanjut. Misal, dari sisi indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, PMI manufaktur, serta kinerja ekspor dan impor.
Di sisi lain, lanjutnya, terdapat sejumlah ancaman yang berpotensi memengaruhi ekonomi nasional di antaranya adanya kecenderungan harga produsen yang meningkat di berbagai negara, terutama AS, China, Eropa, dan Korea Selatan.
Menurut menkeu, harga produsen Indonesia pada Oktober 2021 tumbuh 7,3%. Sementara itu, Eropa mencapai 16,3%, China 13,5%, AS 8,6%, dan Korea sebesar 7,5%.
"Kenaikan harga produsen tersebut harus kita waspadai agar tidak mendorong inflasi pada tingkat konsumen," ujarnya.
Sri Mulyani juga mewaspadai dampak kenaikan harga produsen terhadap pengetatan kebijakan moneter (tapering off), terutama oleh bank sentral AS. Menurutnya, tapering off bisa menimbulkan potensi guncangan keluarnya arus modal asing dari negara berkembang. (rig)