Kepala BPS Margo Yuwono. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen pada Agustus 2021 mengalami inflasi sebesar 0,03%.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan tingkat inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,84%, sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,59%. Menurutnya, inflasi pada Agustus 2021 disebabkan naiknya harga sejumlah komoditas seperti minyak goreng hingga kenaikan biaya pendidikan.
"Inflasi sebesar 0,03% ini tidak lain karena beberapa komoditas yang mengalami kenaikan," katanya melalui konferensi video, Rabu (1/9/2021).
Margo mengatakan inflasi tertinggi pada Agustus 2021 terjadi pada kelompok pengeluaran pendidikan, yakni sebesar 1,20% dengan andil 0,07%. Menurutnya, hal itu terjadi karena bertepatan dengan tahun ajaran baru sehingga pengeluaran untuk pendidikan meningkat.
Uang sekolah SMP dan kuliah masing-masing memberikan andil terhadap inflasi 0,02% sedangkan uang sekolah SMA 0,01%.
Kelompok pengeluaran lain yang mengalami inflasi yakni kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05%. Sementara kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,27%. Kemudian, kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,32%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,10%, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,15%.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,32%;Â kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07%;Â serta kelompok transportasi sebesar 0,05%. Kemudian, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,01%;Â sedangkan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,07%.
Jika dilihat berdasarkan komponennya, lanjut Margo, komponen inti mengalami inflasi 0,21% dengan andil terhadap inflasi 0,14%. Kemudian, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 0,02% dengan andil 0,00%, serta komponen harga bergejolak mengalami inflasi 0,64% dengan andil 0,11%.
"Perkembangan tingkat inflasi inti menjadi sangat penting karena biasanya digunakan sebagai indikator daya beli masyarakat," ujarnya.
Dari 90 kota yang disurvei, Margo menyebut 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,62% dan terendah terjadi di Tanjung sebesar 0,01%.
Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,04% dan terendah terjadi di Meulaboh, Sukabumi, dan Timika masing-masing sebesar 0,03%. (sap)