Ilustrasi. Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/4/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$2,36 miliar pada Mei 2021, sekaligus menjadi surplus tertinggi dalam tahun berjalan ini.
"Selama 13 bulan secara beruntun, neraca perdagangan Indonesia keluar hasil membukukan surplus. Performanya sangat bagus sekali," kata Kepala BPS Suhariyanto melalui konferensi video, Selasa (15/6/2021).
Pada Mei 2021, nilai ekspor tercatat US$16,60 miliar atau naik 59% dari periode yang sama tahun lalu. Adapun kinerja ekspor sepanjang Januari-Mei 2021 mencapai US$83,99 miliar, naik 31% dari periode yang sama tahun lalu.
Ekspor migas pada Mei 2021 tercatat hanya US$936,6 juta, sedangkan nonmigas mencapai US$15,66 miliar. Khusus pada ekspor nonmigas, terjadi kenaikan hingga 58,30% dibandingkan dengan kinerja ekspor pada Mei 2020.
"Kenaikan nilai ekspor pada Mei 2021 secara year-on-year mengalami kenaikan yang impresif," ujar Suhariyanto.
Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada Januari hingga Mei 2021 yakni China senilai US$3,47 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,70 miliar dan Jepang US$1,10 miliar.
Sementara itu, nilai impor pada Mei 2021 tercatat US$14,23 miliar atau naik 69% dari periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah itu, impor migas menyumbang US$2,06 miliar dan impor nonmigas menyumbang US$12,17 miliar.
Berdasarkan data BPS, negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari hingga Mei 2021 di antaranya China senilai US$20,56 miliar, diikuti Jepang US$5,28 miliar, serta Korea Selatan US$3,71 miliar.
Menurut golongan penggunaan barang, Suhariyanto menyebut terjadi kenaikan nilai impor pada Januari hingga Mei 2021 terhadap periode yang sama 2020, yakni pada barang konsumsi 23,97%, bahan baku/penolong 24,14%, serta barang modal 15,13%.
"Yang tertinggi [kenaikannya] adalah impor bahan baku atau penolong, di mana 24,14%, menandakan bahwa manufaktur di Indonesia mulai bergeliat dan itu bisa dilihat angka PMI Indonesia pada Mei 2021 yang menembus level 55,3," tuturnya. (rig)