Ilustrasi. Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian di salah satu pabrik garmen di Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/1/2023). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.
JAKARTA, DDTCNews - Kemenko Perekonomian menilai tarif impor resiprokal sebesar 19% yang disepakati Indonesia dan Amerika Serikat (AS) dapat memacu kinerja ekspor industri domestik, khususnya sektor padat karya.
Juru bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan kesepakatan mengenai bea masuk tersebut merupakan pencapaian strategis bagi Indonesia, mengingat tarif yang dikenakan lebih rendah dari negara lain. Dia juga optimistis tarif tersebut bisa memperkuat daya saing sektor padat karya seperti industri garmen dan alas kaki.
"Dengan kesepakatan tarif terbaru yang lebih rendah ini, peluang bagi sektor padat karya nasional untuk mendapatkan pasar tambahan ke AS akan kian kompetitif dibandingkan negara lain," ujarnya, dikutip pada Senin (21/7/2025).
Sebagai informasi, AS memutuskan untuk mengenakan tarif bea masuk sebesar 19% terhadap produk-produk yang diekspor Indonesia ke pasar AS. Tarif itu turun dari rencana awal sebesar 32%.
Haryo mengatakan tarif impor yang turun signifikan tersebut menandakan AS membuka akses pasar lebih luas bagi produk ekspor Indonesia. Hal itu juga memperkuat posisi Indonesia di tengah kompetisi perdagangan global saat ini.
"Dengan kesepakatan tarif baru yang lebih rendah ini, peluang bagi sektor padat karya untuk mendapatkan pasar tambahan ke AS makin kompetitif dibandingkan negara lain," kata Haryo.
Haryo menambahkan AS merupakan negara utama tujuan ekspor produk Indonesia setelah China. Industri garmen dan alas kaki selama ini telah menjadi pemasok produk dalam skala besar ke pasar AS.
Dia menuturkan kesepakatan penurunan tarif impor bakal memberikan kepastian bagi dunia usaha. Selain itu, kesepakatan ini berpeluang memberikan dampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja serta mendukung relokasi industri ke Indonesia, sehingga bisa meningkatkan investasi.
"Pemerintah juga secara konsisten terus berupaya memperluas akses pasar lainnya untuk produk dalam negeri melalui berbagai negosiasi berkelanjutan dan kerja sama internasional," tutup Haryo. (dik)