Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta para pejabat di kementeriannya segera bersiap menghadapi berbagai tantangan yang muncul setelah pandemi Covid-19.
Dengan merujuk pada laporan World Economic Forum (WEF) 2021, Sri Mulyani mengatakan ada sejumlah tantangan yang timbul sebagai konsekuensi penanganan pandemi Covid-19. Sebagai institusi keuangan negara, Kemenkeu harus memitigasi agar tantangan itu tidak mengganggu perekonomian.
"Setiap langkah kebijakan tidak hanya memberikan manfaat tapi ada konsekuensi. Demikian pula dengan kebijakan yang diambil di sisi APBN atau fiskal bersama sama lembaga lain dalam menangani Covid-19," katanya dalam pelantikan pejabat eselon I Kemenkeu, Jumat (12/3/2021). Simak ‘Sri Mulyani Rombak Susunan 6 Pejabat Eselon I, Siapa Saja?’.
Sri Mulyani mengatakan sejak pandemi mewabah tahun lalu, semua negara di dunia melakukan countercyclical dengan menjadikan APBN sebagai bantalan ekonomi. Namun, WEF melaporkan upaya penyelamatan ekonomi tersebut justru bisa menimbulkan ancaman di masa mendatang.
Global Risk Report 2021 yang diterbitkan WEF menunjukkan ada risiko yang dihadapi dunia dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada kurun waktu 3-5 tahun ke depan, ancaman yang muncul yakni risiko asset bubble, risiko harga komoditas yang tidak stabil hingga menimbulkan syok, risiko krisis utang, serta risiko geopolitik.
Sementara dalam jangka lebih panjang atau 5-10 tahun, WEF mengidentifikasi krisis-krisis yang akan terjadi yakni perubahan iklim. Meski risiko itu sering disuarakan dalam berbagai forum global, Sri Mulyani meminta jajaran Kemenkeu benar-benar menyiapkan mitigasinya.
Selain itu, masih ada risiko lain yang timbul karena berkembangnya teknologi digital, yakni berupa kemunculan digital power concentration, digital inequality, dan berbagai risiko menyangkut keamanan siber.
"Dinamika ini merupakan tantangan yang harus terus dilihat, diwaspadai, dan direspons oleh jajaran Kementerian Keuangan," ujarnya.
Sri Mulyani menambahkan tahun ini menjadi masa pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19. Pada tahun ini pula, Indonesia tengah bersiap menjadi tuan rumah atau memegang presidensi G20. Dengan demikian, dia ingin membawa isu-isu strategis tersebut untuk dibahas dalam forum. (kaw)