Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. (tangkapan layar Zoom)
JAKARTA, DDTCNews – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut pandemi Covid-19 bisa menyebabkan Indonesia turun kelas dari upper-middle income country menjadi lower-middle income country.
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pandemi telah menyebabkan ekonomi Indonesia terkontraksi hingga 2,07% pada 2020. Menurutnya, kondisi itu juga bisa mencerminkan penurunan pendapatan perkapita masyarakat.
"Dengan keadaan yang kita alami di masa pandemi, [pendapatan per kapita] terkoreksi ke bawah," katanya melalui konferensi video, Selasa (9/2/2021).
Suharso mengatakan Indonesia baru bisa naik menjadi upper-middle income country pada Juli 2020, yakni dengan pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI) per kapita Indonesia pada 2019 yang naik menjadi US$4.050, dari posisi sebelumnya US$3.840.
Akibat perekonomian terkontraksi, GNI per kapita bisa turun ke bawah US$4.045, yang menurut World Bank masuk klasifikasi lower-middle income.
Namun, Suharso menilai masih ada kesempatan bagi Indonesia kembali naik kelas menjadi upper-middle income pada 2021 jika ekonomi bisa tumbuh berkisar 4,5% hingga 5% serta tren pertumbuhan itu berlanjut pada 2022. Dengan pertumbuhan ekonomi 5%, dia meyakini GNI per kapita juga akan melesat di atas US$4.000.
Mengenai cita-cita pemerintah menjadikan Indonesia sebagai negara maju atau high income country pada usia 100 tahun atau 2045, Suharso menyebut perlu kerja lebih keras karena sempat terjadi kemerosotan akibat pandemi.
Menurutnya, ekonomi harus dipacu di atas 5% setiap tahun agar Indonesia terbebas dari jebakan middle income trap, sekaligus mencapai target menjadi high income country.
Dia memberi ilustrasi pertumbuhan ekonomi setidaknya harus mencapai 6% setiap tahun agar Indonesia bisa menjadi high income country pada 2043. Namun, jika pertumbuhan dapat menyentuh 7%, target itu bisa terealisasi lebih cepat.
“Kalau kita bisa tumbuh dengan 7% maka tahun 2040-an kita sudah mencapai di atas threshold US$12.535," ujarnya.
World Bank memiliki 4 kategori negara berdasarkan GNI per kapita, yaitu low income (US$1.035), lower-middle income (US$1.036 hingga US$4,045), upper-middle income (US$4.046 hingga US$12.535), dan high income (lebih dari US$12.535). (kaw)