Ilustrasi. Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac ke tenaga kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/1/2021). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sebanyak 300.000 tenaga kesehatan telah disuntik vaksin Covid-19 Sinovac dari target sekitar 1,3 juta tenaga kesehatan. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/rwa.
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah terus melakukan refocusing dan realokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan belanja kesehatan, terutama dalam penanganan pandemi Covid-19.
Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan refocusing dan realokasi anggaran telah terjadi pada 86 kementerian/lembaga (K/L). Menurutnya, pemerintah masih mengutamakan penanganan pandemi sehingga belanja yang bukan prioritas akan dialihkan.
"Untuk bisa mendukung pendanaan, pemerintah refocusing dan realokasi belanja banyak K/L, sampai 86 K/L," katanya melalui konferensi video, Kamis (4/2/2021).
Askolani mengatakan kondisi akibat pandemi Covid-19 hingga kini masih sangat dinamis. Dengan demikian, proses penganggaran untuk penanganan juga terus berubah. Semula pemerintah merancang anggaran kesehatan hanya Rp169 triliun, tetapi kini akan dinaikkan menjadi Rp254 triliun.
Secara bersamaan, pemerintah menambah anggaran untuk penanganan kesehatan melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021. Pemerintah mengalokasikannya senilai Rp125 triliun, sedangkan realisasi pada 2020 hanya Rp63,5 triliun.
Menurut Askolani, pemerintah juga melakukan refocusing belanja pada transfer ke daerah dan dana desa (TKDD). Dengan kebijakan ini, dia berharap semua pemerintah daerah dapat bersinergi untuk menangani pandemi Covid-19.
Askolani menyebut Kemenkeu akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dalam pembahasan kebutuhan belanja penanganan Covid-19. Dia juga memastikan kebutuhan anggaran untuk penanganan pasien, vaksinasi, hingga insentif tenaga medis selalu tersedia.
"Dengan perkembangan Covid yang sangat dinamis, kebijakan penanganan dukungan anggaran akan terus dikaji dan disesuaikan," ujarnya. (kaw)