Ilustrasi. (DDTCNews)
JAKARTA, DDTCNews – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal III/2020 bakal terkontraksi menjadi -2,8% hingga -3,9%.
Menurut analisis LPEM yang dipublikasikan, Indonesia yang mengalami resesi seharusnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat lebih baik fokus pada penanganan krisis kesehatan.
"Bila krisis kesehatan telah ditangani dan strategi pemulihan melalui stimulus moneter dan fiskal telah dilaksanakan secara efektif, kami memperkirakan pertumbuhan PDB akan kembali ke level positif,” sebut LPEM dalam laporan Indonesia Economic Outlook 2021, Selasa (3/11/2020).
LPEM memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini berada pada kisaran -2,2% hingga -0,9%. Tahun depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh positif pada kisaran 4,7% hingga 5,5%.
Menurut LPEM, fokus dan implementasi penanganan pandemi Covid-19 akan memiliki peran penting dalam menentukan geliat ekonomi Indonesia pada akhir tahun dan 2021. Oleh karena itu, penanganan kesehatan harus dilakukan secara efektif.
Sejalan dengan itu, LPEM menilai membaiknya aktivitas ekspor dan impor Indonesia sejak Juni 2020 tidak akan terlalu banyak membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan kontribusi komponen ekspor dan impor Indonesia hanya sebesar 37% dari PDB.
Selain itu, ekspor Indonesia juga dinilai masih menghadapi ketidakpastian mengingat masih tingginya volatilitas harga komoditas meski pangsa ekspor produk elektronik dan mesin meningkat. Belum lagi, terdapat potensi penularan Covid-19 yang bisa menekan permintaan ekspor.
"Meskipun perdagangan internasional sedang mengalami perbaikan, tampaknya sulit bagi pemerintah untuk meningkatkan transaksi ke angka prapandemi karena pandemi tidak akan hilang seluruhnya dalam waktu dekat di Indonesia," tulis LPEM. (rig)