Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia. (Foto: Setkab)
JAKARTA, DDTCNews - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat masih terdapat banyak masalah dalam kegiatan investasi di Indonesia.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan realisasi investasi yang terus bertumbuh setiap tahunnya masih tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi secara umum.
"Setelah kami bedah ternyata incremental capital output ratio (ICOR) kita tinggi, 6,8. Artinya biaya ekonomi tinggi, ini yang harus kami perbaiki ke depan agar pertumbuhan investasi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi," ujar Bahlil, Jumat (23/10/2020).
Bila ditilik ke belakang, catatan BKPM menunjukkan realisasi investasi pada 2014 hingga 2019 meningkat hampir 2 kali lipat. Realisasi investasi pada 2019 tercatat mampu mencapai Rp809,6 triliun, sedangkan realisasi investasi pada 2014 masih sebesar Rp463,1 triliun.
Meski tumbuh, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi dalam 5 tahun terakhir pada 2014 hingga 2019 secara rata-rata hanya berada pada 5% setiap tahun.
Pertumbuhan ekonomi yang terganjal pada level 5% ini sudah pernah menjadi sorotan oleh mantan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution ketika dia masih menjabat pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Kala itu, Darmin mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mampu lebih tinggi dari 5% akibat ICOR yang tinggi. ICOR tinggi disebabkan kualitas SDM Indonesia yang rendah. Meski jumlah angkatan kerja di Indonesia besar, mayoritas belum mempunyai skill yang mumpuni.
Lebih lanjut, perbaikan ICOR juga perlu dilakukan melalui rekonfigurasi investasi. Investasi yang masuk di Indonesia harus didorong kepada sektor yang berorientasi ekspor, mendukung pengembangan SDM, dan mendukung digitalisasi. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.