Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrullah dalam acara Capital Market Summit and Expo 2020, Senin (19/10/2020). (foto: hasil tangkapan layar dari medsos)
JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri kembali menegaskan pentingnya konsolidasi data nasional melalui single identity number (SIN) berbasis nomor induk kependudukan (NIK).
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrullah mengatakan pentingnya SIN dalam perayaan ke-43 pasar modal Indonesia. Menurutnya, pemanfaatan big data kependudukan berlaku untuk banyak kepentingan dan tidak hanya sebatas kepada pengaturan di pasar modal.
"Pemanfaatan data antara Kemendagri dan bursa efek diawali dengan perjanjian kerja sama untuk membangun ekosistem industri pasar modal yang baik pada 6 tahun yang lalu," katanya dalam acara Capital Market Summit and Expo 2020, Senin (19/10/2020).
Zudan menilai NIK merupakan modal besar untuk membangun big data kependudukan. Saat ini saja, sudah terhimpun data 268 juta penduduk Indonesia yang berisi data nama dan alamat. Data tersebut terus diperkaya dengan adanya kerja sama dengan lembaga/kementerian lainnya seperti otoritas pasar modal.
Hingga tahun ini, setidaknya sudah ada 31 elemen data yang terintegrasi dalam big data NIK yang dikelola Kemendagri. Data tersebut berasal dari integrasi data dengan 3.000 lembaga tingkat pusat dan daerah untuk membangun tata kelola data Indonesia yang lebih efektif dan efisien.
"Jadi big data SIN dibangun dengan basis NIK dengan 268 juta penduduk by name dan by address," tuturnya.
Meski begitu, lanjut Zudan, upaya integrasi data saja tidak cukup untuk menyediakan basis big data kependudukan yang dapat diandalkan. Menurutnya, data-data tersebut juga harus diperbarui secara berkala.
"Jadi kerja sama dengan pasar modal untuk bersama-sama terus meng-update seluruh pelaku investasi dengan pendekatan NIK, karena ini merupakan data tunggal dan unik sehingga nanti ada pergeseran identifikasi dari pendekatan nama menjadi angka dengan data NIK," ujarnya. (rig)