Ilustrasi. (DDTCNews)
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah meraup dana Rp26,1 triliun dari hasil lelang tujuh Surat Utang Negara (SUN). Hasil lelang surat utang negara akan digunakan untuk menambal defisit APBN tahun ini.
Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan SUN yang dilelang antara lain dua Surat Perbendaharaan Negara (SPN) seri SPN12210108 dan SPN12211007.
Lalu, lima surat utang berbunga tetap atau fixed rate (FR) seri FR0086, FR0087, FR0080, FR0083, dan FR0076. Menurut Deni, penawaran yang masuk cukup meningkat dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya.
"Dari target Rp20 triliun, bids yang masuk Rp49,47 triliun. Minat investor untuk tenor jangka panjang juga meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan incoming bids untuk tenor 10 dan 28 tahun," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (7/10/2020).
Deni menuturkan partisipasi investor asing lelang kali ini lebih baik ketimbang lelang SUN sebelumnya. Kali ini, persentase bids asing mencapai 15,2% dari total bids yang masuk, atau lebih tinggi dari persentase lelang sebelumnya sebesar 11,2%.
Peningkatan bids asing tersebut terjadi hampir di semua seri SUN yang dilelang. Ini artinya, kepercayaan pasar terhadap instrumen Surat Berharga Negara (SBN) masih terjaga, didukung dengan kondisi pasar global dan domestik yang makin kondusif.
Meski bids yang masuk mencapai Rp49,47 triliun, pemerintah memutuskan untuk menyerap Rp26,10 triliun dengan mempertimbangkan rencana kebutuhan pembiayaan hingga akhir tahun, termasuk untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.
"Keputusan itu juga mempertimbangkan yield atau imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder," ujarnya.
Dengan target pembiayaan melalui lelang SBN pada kuartal IV/2020 sebesar Rp212,9 triliun dan jumlah lelang sebanyak 9 kali, pemerintah optimistis dapat mengejar sisa target yang telah ditetapkan.
Deni menyebut optimisme itu juga didukung dengan komitmen Bank Indonesia untuk terus menjaga stabilitas pasar SBN, termasuk bertindak sebagai last resort pada penerbitan SBN di pasar perdana. (rig)