Ilustrasi. (Bank Dunia)
JAKARTA, DDTCNews—World Bank kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini pada kisaran -1,6% hingga -2,0% dari sebelumnya 0% seiring dengan tekanan ekonomi yang ditimbulkan dari pandemi virus Corona.
Kepala Ekonom World Bank untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo mengatakan Corona menyebabkan dampak yang berat di negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Menurutnya, kontraksi ekonomi tersebut terlihat dari berbagai sektor.
"Covid-19 memiliki dampak yang panjang dan inklusif, sehingga mengganggu investasi, sumber daya manusia, dan produktivitas," katanya melalui konferensi video, Selasa (29/9/2020).
Proyeksi World Bank kali ini lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan Juni lalu. Saat itu, World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada pada posisi 0%.
Pandemi Corona juga menyebabkan tiga guncangan bagi negara berkembang di Asia-Pasifik, berupa masalah kesehatan, dampaknya terhadap perekonomian, serta efek resesi global yang diakibatkan oleh krisis.
Proyeksi tersebut juga tertuang dalam Laporan Ekonomi World Bank untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi Oktober, bertajuk ‘From Containment to Recovery’.
Meski demikian, Aaditya menilai masih ada peluang ekonomi Indonesia akan pulih dengan pertumbuhan 4,4% pada 2021. Dalam skenario yang lebih buruk, proyeksi pertumbuhannya mencapai 3%.
Dia menilai pemerintah bisa melakukan berbagai upaya untuk menahan kontraksi ekonomi di antaranya memperbesar stimulus dunia usaha. Menurut Bank Dunia, stimulus yang ada saat ini baru dinikmati oleh kurang dari 10% pelaku usaha di Indonesia.
"Di Indonesia, sebagian besar perusahaan tidak mengetahui adanya dukungan ini," ujar Aaditya.
Di lain pihak, Pemerintah Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi nasional akan berkisar -1,7% hingga 0,6% tahun ini. Untuk kuartal III/2020, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkisar -2,9% hingga -1%. (rig)