Gedung Kementerian BUMN. (foto: Humas RNI)
JAKARTA, DDTCNews—Sumbangan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang bersumber dari dividen BUMN diprediksi bakal menurun hingga 40% seiring dengan dampak yang ditimbulkan pandemi virus Corona.
Berdasarkan Nota Keuangan dan RAPBN 2021, pemerintah memproyeksikan PNBP kekayaan negara dipisahkan (KND) yang berasal dari dividen BUMN turun 40% dari 2020 menjadi Rp26,1 triliun.
"Pandemi yang terjadi pada akhir 2019 berimbas terhadap kinerja keuangan BUMN 2020 dan berpengaruh pada turunnya proyeksi PNBP bagian pemerintah atas laba BUMN pada 2021," tulis pemerintah dalam nota keuangan, dikutip Selasa (18/8/2020).
Dengan kata lain, penurunan kinerja BUMN menyebabkan proyeksi laba bersih BUMN mengalami penurunan sehingga dividen yang dibagikan kepada pemerintah selaku pemegang saham juga melempem.
Secara lebih terperinci, BUMN perbankan dianggap sedikit terdampak oleh pandemi. Kredit macet perbankan sedikit meningkat. BUMN yang paling terdampak adalah BUMN yang bergerak di sektor manufaktur, perhubungan, dan pariwisata.
Dalam kebijakan PNBP KND yang bersumber dari dividen BUMN ini, pemerintah mengupayakan menjaga profitabilitas dan likuiditas BUMN dengan mempertimbangkan laba, kemampuan pendanaan, dan solvabilitas.
Persepsi investor juga perlu dijaga sehingga nilai lembar saham BUMN di bursa efek tidak menurun. Selain itu, pemerintah juga akan lebih selektif dalam menetapkan dividen dalam rangka menyeimbangkan kebutuhan APBN dengan program BUMN.
Tahun ini, BUMN perbankan diproyeksikan masih mampu menyumbang PNBP KND lebih tinggi dari 2019. Misal, Bank BRI dan Bank Mandiri yang masing-masing menyumbangkan dividen sebesar Rp11,8 triliun dan Rp9,9 triliun.
Nominal dividen tersebut meningkat ketimbang 2019. Kala itu, Bank BRI dan Bank Mandiri menyetorkan dividen kepada pemerintah masing-masing sebesar Rp9,3 triliun dan Rp6,8 triliun. (rig)