Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. (foto: hasil tangkapan dari medsos)
JAKARTA, DDTCNews—Kinerja pendapatan negara baik dari pajak maupun nonpajak diproyeksikan masih belum akan mampu kembali ke level yang setara dengan realisasi pendapatan negara pada 2019 lalu.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan tekanan terhadap penerimaan negara masih akan mengintai pada 2021 mendatang. Meski diprediksi lebih baik ketimbang 2020, realisasi penerimaan negara tampaknya belum akan kembali seperti pada 2019.
"Penerimaan negara masih akan dalam tekanan karena kegiatan ekonomi belum sepenuhnya pulih. Namun pengeluaran negara tetap diperlukan dan terutama untuk yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat yakni vaksin," ujar Suahasil, Jumat (14/8/2020).
Implikasinya, lanjut Suahasil, defisit anggaran pada RAPBN 2021 dipatok ke level 5,2% dari PDB, lebih tinggi dari Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) yang mematok defisit anggaran di level 3,21% hingga 4,17% dari PDB.
Tahun depan, pemerintah akan menggenjot belanja negara guna menyokong perekonomian yang diprediksi belum pulih dari pandemi. Hal ini juga yang membuat pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 4,5%-5,5%.
Lebih lanjut, belanja dalam APBN 2021 didesain akan tetap fleksibel dan harus cepat segera direalisasikan. Suahasil mengklaim pihaknya sudah memberikan ruang agar penggeseran anggaran bisa dilakukan lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
Setiap program yang awalnya dilaksanakan oleh satu unit eselon I, kini bisa dilaksanakan oleh dua unit eselon I atau lebih. Hal ini akan memberikan fleksibilitas dalam penggeseran anggaran yang tak terserap.
Namun, perlu diingat bahwa kinerja belanja pemerintah pada kuartal II/2020 ini masih belum memuaskan. Konsumsi pemerintah pada kuartal II/2020 tercatat mengalami kontraksi hingga -6,9% (yoy).
Selain itu, Suahasil menambahkan setiap program saat ini juga harus memiliki daftar isian penggunaan anggaran (DIPA) sesegera mungkin, tidak lagi ditumpuk pada bulan Oktober sebagaimana tren tahun-tahun sebelumnya.
"Pemda dalam realisasi APBD juga kita dorong untuk cepat. Untuk di pusat kami optimis Agustus September akan naik dibandingkan Juni kemarin," ujar Suahasil. (rig)