Sekretaris Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Andi Maulana (kiri). (Foto: Das/DDTCNews)
JAKARTA, DDTCNews - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2020. Agenda tahunan ini dijamin tidak lagi menjadi ajang seremonial.
Sekretaris Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Andi Maulana mengatakan Rakornas Investasi akan digelar pada Kamis (20/2/2020). Acara tahun ini disebut akan berbeda karena beberapa kegiatan penting akan dilaksanakan pada tahun ini
"Rakornas investasi kali ini sangat penting dalam rangka kami melakukan percepatan investasi dengan harmonisasi kebijakan pusat dan daerah," katanya di Kantor BKPM, Senin (17/2/2020).
Andi menuturkan dalam Rakornas kali ini akan diteken nota kesepahaman/MoU antara BKPM dan Polri dalam rangka pengamanan dan penyelesaian permasalahan di bidang penanaman modal. Dengan MoU ini diharapkan tidak ada lagi hambatan investasi yang berasal dari aparat pemerintah.
Dia menuturkan kerja sama dengan Polri melengkapi kolaborasi serupa dengan Kejaksaan Agung. Senjata BKPM disebut semakin mumpuni dengan dukungan dari aparat penegak hukum ini, terutama dalam urusan menyelesaikan pekerjaan rumah BKPM di isu investasi yang mangkrak.
"Jadi ini [MoU] sudah bagian dari senjata BKPM untuk bisa menyelesaikan permasalahan investasi di daerah, terutama bagaimana kita mencapai target penyelesaian masalah 21 proyek mangkrak senilai Rp708 triliun," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Yuliot mengatakan proses Rakornas sudah dimulai pada Rabu, (19/2/2020). Pada momen tersebut, pemerintah pusat dan daerah menyiapkan strategi bersama dalam rangka meningkatkan investasi di tanah air.
"Jadi di tanggal 19 akan diadakan harmonisasi terlebih dulu terhadap kebijakan yang harus dikonsolidasikan di tingkat pusat dan juga apa yang harus ditindaklanjuti masing-masing daerah. Hasil harmonisasi akan dibacakan sebagai kesepakatan yang konkret untuk peningkatan kegiatan investasi," terang Yuliot. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.