Penerimaan penghargaan. (foto: Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan menjadi penerima penghargaan Anugerah Revolusi Mental 2019 kategori kementerian/lembaga (K/L). Penghargaan diberikan oleh Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Penghargaan diterima langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Auditorium B.J. Habibie, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Thamrin, Jakarta pada Sabtu (21/12/2019). Menurutnya, penghargaan tersebut memberi semangat bagi otoritas fiskal.
“Penghargaan ini memberikan semangat bagi kita. Kita [Kementerian Keuangan] merasakan pentingnya merasakan persatuan dan kesatuan sebagai perekat bangsa. Terima kasih atas semua kerja sama dam sinergi seluruh unit Eselon 1 Kementerian Keuangan,” ujar Sri Mulyani.
Anugerah Revolusi Mental 2019 merupakan salah satu bentuk apresiasi, penghargaan, dan penghormatan dari berbagai aksi nyata dan inisiatif semua agen perubahan yang mencerminkan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Program-program otoritas fiskal yang dinilai oleh tim juri diantaranya adalah optimalisasi Transfer Dana ke Daerah (TKDD) dan Dana Desa, fasilitas pembiayaan ultra mikro (UMi) kepada masyarakat yang tidak tersentuh lembaga keuangan formal, Kemenkeu Mengajar, dan beasiswa LPDP.
Selain Kemenkeu, ada 10 Instansi lainnya untuk kategori lembaga sosial/badan usaha/koperasi dan 6 pemerintah provinsi untuk kategori pemerintah provinsi. Mereka adalah Sekolah Pagesangan, Yayasan Pondok Kasih, Jaringan Gusdurian, dan Diet Kantong Plastik (kategori lembaga sosial).
Ada pula Koperasi Kerta Semaya Samaniya dan Koperasi Agro Niaga Jabung (kategori badan usaha koperasi). PT. KAI, PT. Trans Jakarta, PT. Paragon Innovation and Technology, dan CV. Sembada Tuban (kategori badan usaha non koperasi).
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (kategori capaian utama lima gerakan revolusi mental), Sulawesi Selatan (kategori Indonesia melayani), Provinsi Bali (kategori Indonesia Bersih), Provinsi Sumatra Selatan (kategori Indonesia tertib), Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (kategori Indonesia Mandiri), dan Provinsi Kepulauan Riau (kategori Indonesia bersatu).
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap dengan pemberian penghargaan Anugerah Revolusi Mental, gaung GNRM akan semakin menggema serta dapat menstimulasi masyarakat menjadi bagian tak terpisahkan dari GNRM.
“GNRM ini gerakan kemasyarakatan yang diinisiasi dan dilakukan oleh kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat sipil. Pemerintah lebih memposisikan diri mendorong, memberikan stimulasi dan tentu saja memprovokasi agar gerakan-gerakan ini terus bergulir di semua dimensi kehidupan,” katanya.
Seperti diketahui, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah bertekad untuk menghidupkan kembali gagasan revolusi mental yang pertama kali dilontarkan Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1957.
Seperti dilansir dari laman resmi Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, revolusi mental yang dimaksud adalah menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, serta berjiwa api yang menyala-nyala akan benar-benar terwujud.
Revolusi mental itu kemudian diejawantahkan oleh pemerintah menjadi sebuah gerakan nasional yang dilaksanakan sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang GNRM. (kaw)