RAPBN 2026

Menkeu: RAPBN 2026 Sudah Dikalkulasi Hati-Hati Sesuai Agenda Presiden

Aurora K. M. Simanjuntak
Jumat, 22 Agustus 2025 | 14.19 WIB
Menkeu: RAPBN 2026 Sudah Dikalkulasi Hati-Hati Sesuai Agenda Presiden
<p>Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kanan) didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kedua kiri), Thomas Djiwandono (kiri), dan Anggito Abimanyu (kanan). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU</p>

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai RAPBN tahun fiskal 2026 tetap kredibel untuk mendukung berbagai program, termasuk sederet program prioritas yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Sri Mulyani mengatakan target asumsi ekonomi makro serta pendapatan dan belanja negara 2026 sudah dikalkulasi secara hati-hati dengan mempertimbangkan agenda prioritas presiden. Oleh karena itu, dia meminta supaya publik tidak khawatir.

"Seluruh program prioritas presiden sudah masuk APBN kita dan APBN juga tetap dijaga kredibel. Ini pesan penting. Karena, banyak yang khawatir program begitu besar dan berubah banyak bikin APBN luar biasa tertekan," katanya dalam Raker dengan Komisi XI, Jumat (22/8/2025).

Sri Mulyani menuturkan APBN diperlukan untuk memacu ekonomi sehingga defisit anggaran perlu didesain hati-hati. Dia juga optimistis komponen APBN tahun depan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan meneruskan pembangunan nasional.

"Kami melakukan secara hati-hati sehingga APBN tetap terjaga kredibel, sustainable sehingga jadi jangkar stabilitas dan mampu mendukung seluruh program-program pemerintah, terutama dari Presiden Prabowo," ujarnya.

Sri Mulyani memaparkan asumsi dasar dan postur APBN dalam RUU APBN Tahun Anggaran 2026 di hadapan Komisi XI. Dia menyampaikan APBN 2026 didesain cukup kuat dengan defisit 2,48%, serta rasio utang sebesar 39,96% dari PDB.

Sementara itu, indikator asumsi ekonomi makro dalam RAPBN 2026 antara lain target pertumbuhan ekonomi didesain sebesar 5,4%; inflasi 2,5%; suku bunga SBN 10% 6,9%; nilai tukar rupiah terhadap dolar AS senilai Rp16.500.

Kemudian, asumsi harga minyak mentah Indonesia senilai US$70/barel; lifting minyak sebanyak 610.000 barel per hari; dan lifting gas sebesar 984.000 barel setara minyak per hari.

Tiga Panja Ekonomi

Sementara itu, Ketua Komisi XI Mukhamad Misbakhun resmi membentuk panitia kerja (Panja) yang secara spesifik akan membahas asumsi ekonomi makro beserta angka pertumbuhan ekonomi tahun fiskal 2026, penerimaan negara, dan defisit APBN 2026.

Dia menyebut terdapat 3 panja yang dibentuk berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah. Dia pun berpesan agar Menteri Keuangan melengkapi data yang akan disajikan supaya rapat panja berjalan lancar dan efisien.

"Guna membahas lebih dalam mengenai asumsi makro 2026, kita akan membentuk 3 panja, yaitu panja pertumbuhan ekonomi, penerimaan dan defisit. Apakah disepakati? Maka pembentukan panja disepakati," ujar Misbakhun. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.