JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah meresmikan pabrik petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Kota Cilegon, Banten. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 1 juta ton etilena dan 520.000 ton propilena per tahun.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pembangunan dan beroperasinya pabrik petrokimia tersebut menunjukkan kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia.
"Proses investasi fasilitas produksi ini telah dimulai sejak tahun 2016 dan menjadi langkah penting dalam percepatan realisasi investasi," katanya, dikutip pada Minggu (9/11/2025).
PT LCI akan mengolah bahan baku nafta dan LPG menjadi produk kimia hulu dan hilir, contohnya bahan baku pembuatan plastik, plastik, serat sintetis dan lain sebagainya. Ketika beroperasi secara komersial, lanjut Airlangga, pabrik petrokimia itu akan menggantikan impor bahan baku kimia hulu bernilai miliaran dolar AS.
Jadi, kehadiran pabrik ini pun digadang-gadang bakal mendorong subtitusi impor. Dia meyakini beroperasinya fasilitas produksi PT LCI turut menjadi tonggak penting dalam memperkuat kemandirian industri petrokimia nasional.
"Selain mendorong substitusi impor, keberadaan industri ini juga membuka potensi ekspor baru dan memperpanjang tren surplus neraca perdagangan nasional," imbuh Menko.
Lebih lanjut, Airlangga berpandangan penguatan sektor kimia hulu merupakan kunci penting dalam mendorong transformasi industri dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Menurutnya, sektor kimia hulu merupakan salah satu jantung industrialisasi modern. Sektor tersebut memiliki multiplier effect ke sektor ekonomi lainnya. Sedikitnya, ada 6.000 jenis produk hilir dari berbagai sektor industri di Indonesia bergantung pada pasokan industri petrokimia dasar seperti sektor otomotif, pupuk, farmasi, elektronik, hingga sektor tekstil dan serat sintetis.
"Keberadaan industri hulu yang kuat, diharapkan dapat semakin memperkokoh pertumbuhan industri intermediate dan hilir," tutur Airlangga. (rig)
