JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga September 2025 baru senilai Rp344,9 triliun atau terkontraksi 19,8% bila dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu.
Realisasi tersebut setara dengan 72,3% dari outlook PNBP yang senilai Rp477,2 triliun dan 67,2% dari target PNBP pada APBN 2025 yang telah ditetapkan senilai Rp513,6 triliun. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan salah satu sebab turunnya realisasi PNBP adalah tidak diterimanya dividen BUMN sebagai PNBP kekayaan negara dipisahkan (KND).
"Sejak dikeluarkannya UU 1/2025 maka dividen BUMN itu disetorkan ke Danantara," ujar Suahasil, dikutip pada Rabu (15/10/2025).
PNBP KND yang sudah direalisasikan oleh pemerintah sebelum pemberlakukan UU 1/2025 adalah senilai Rp11,8 triliun. "Penerimaan senilai Rp11,8 triliun sudah kita anggap 100%, karena tidak lagi ke APBN, tapi ke Danantara," ujar Suahasil.
Lebih lanjut, pemerintah mencatat realisasi PNBP SDA migas mencapai Rp73,3 triliun, sedangkan PNBP SDA nonmigas senilai Rp86,3 triliun.
PNBP SDA baik migas maupun nonmigas cenderung tertekan pada tahun ini akibat rendahnya harga komoditas. Contoh, Indonesia crude price (ICP) tercatat turun sebesar 13,5%, sedangkan harga batu bara acuan turun 6,7%.
Penurunan harga dimaksud turut dibarengi dengan penurunan volume produksi batu bara serta lifting minyak bumi yang tak mencapai asumsi dalam APBN 2025.
"Lifting minyak bumi memang menjadi terjadi kenaikan dari 579.000 barel per hari menjadi 590.000 barel per hari. Namun, 590.000 barel per hari ini belum mencapai asumsi APBN," ujar Suahasil.
Terakhir, pemerintah mencatat realisasi PNBP lainnya dan PNBP BLU hingga September 2025 masing-masing sudah mencapai Rp103,3 triliun dan Rp70,2 triliun. (dik)