JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan penempatan uang negara di bank-bank BUMN tidak mengganggu pelaksanaan APBN 2025.
Dirjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan kementerian dan lembaga (K/L) tetap bisa membelanjakan anggarannya masing-masing sesuai dengan pagu meski terdapat uang negara yang ditempatkan di perbankan nasional.
"Anggaran itu sudah diberikan sudah ke masing-masing K/L, silakan dibelanjakan. Uangnya sudah ada. Kas itu tidak sama dengan anggaran, kas kita setiap minggu ada cash in dan cash out seperti pajak, PNBP dan belanja operasional. Jadi, ini completely different," ujar Febrio, Kamis (9/10/2025).
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga ketersediaan kas agar outlook defisit anggaran senilai Rp662 triliun atau 2,78% dari PDB bisa tercapai.
"Untuk mencapai target defisit yang membutuhkan kas setiap bulannya berapa, itu harus sudah aman. Jadi enggak ada masalah di sana. Kalau kita punya kelebihan kas, itu yang kita optimalkan. Tidak mengganggu APBN, tetapi menjadi tambahan bagi sektor riil," ujar Febrio.
Kalaupun pemerintah kekurangan kas untuk memenuhi kebutuhan belanja negara, pemerintah bisa menerbitkan surat berharga negara (SBN) guna memenuhi kebutuhan tersebut.
"At any given time, pasar SBN kita hidup dan selalu likuid. Kapapun pemerintah masuk ke pasar SBN untuk issuance, itu selalu oversubscribe. Itu membuktikan bahwa pengelolaan fiskal kita baik sehingga investor percaya," ujar Febrio.
Sebagai informasi, Kemenkeu memutuskan untuk menempatkan uang negara senilai Rp200 triliun di 5 bank BUMN, yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI. Ke depan, Kemenkeu juga akan menempatkan uang negara di beberapa bank pembangunan daerah (BPD).
Kemenkeu memutuskan untuk menempatkan uang negara di bank-bank BUMN mengingat uang negara yang tersimpan di Bank Indonesia (BI) pada pertengahan 2025 diketahui mencapai Rp400 triliun.
Penempatan uang negara di bank BUMN diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kredit dan investasi. Kemenkeu sendiri berharap kredit perbankan pada akhir tahun bisa bertumbuh 10% berkat penempatan uang negara di perbankan. (dik)