JAKARTA, DDTCNews - Presiden Prabowo Subianto mengeklaim masih terdapat kebocoran dalam pengelolaan anggaran pendidikan di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan anggaran pendidikan terbesar, yakni 20% dari APBN. Namun, anggaran pendidikan yang langsung dirasakan oleh masyarakat sangat minim akibat banyaknya kebocoran.
"Anggaran kita besar tapi masih besar pula kebocoran. Saudara-saudara di daerah-daerah lebih tahu masalah ini daripada kami-kami di Jakarta. Kalian yang merasakan. Selalu Anda dengar kan, anggarannya sekian tapi kok sampai di saya sekian? Hangusnya di mana? Menghilangnya di mana?," katanya, dikutip pada Minggu (24/8/2025).
Oleh karena itu, Prabowo menilai Indonesia perlu melihat praktik pencegahan kebocoran anggaran di negara lain sehingga hal yang sama tidak terjadi di Indonesia.
"Di India beberapa saat yang lalu dari 100 rupee yang sampai ke rakyat hanya 15 rupee, ini kata pemimpin-pemimpin India sendiri. Sekarang sudah membaik dari 100 sudah sampai 60," tuturnya.
Menurut Prabowo, setiap anggaran pendidikan yang digelontorkan oleh pemerintah harus sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat.
"Walaupun kita sudah anggarkan pendidikan terbesar, kita harus sekarang menjaga anggaran itu tidak boleh bocor. Kalau bisa Rp100, Rp100 sampai ke rakyat. Ini sangat penting," ujarnya.
Sebagai informasi, pemerintah mengusulkan anggaran pendidikan senilai Rp757,8 triliun untuk tahun depan. Apabila dibandingkan dengan tahun ini, anggaran pendidikan tersebut tumbuh sebesar 9,8%.
Perlu dicatat, sekitar 44,2% dari anggaran tersebut dialokasikan untuk program makan bergizi gratis (MBG). Pemerintah membutuhkan anggaran senilai Rp335 triliun untuk menyalurkan MBG kepada 82,9 juta penerima manfaat. (rig)