Ilustrasi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU
JAKARTA, DDTCNews - Bingkisan berupa makanan dan minuman yang diterima pegawai dari pemberi kerja dalam rangka Hari Raya Iduladha bukanlah natura yang dikecualikan dari objek PPh.
Merujuk pada Lampiran A Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 66/2023, natura berupa makanan dan minuman yang terbebas dari pengenaan PPh adalah makanan dan minuman yang diberikan sehubungan dengan perayaan Idulfitri, Natal, Nyepi, Waisak, dan Imlek.
"Bingkisan dari pemberi kerja antara lain berbentuk bahan makanan, bahan minuman, makanan dan/atau minuman dalam rangka hari besar keagamaan meliputi Hari Raya Idulfitri, Hari Raya Natal, Hari Suci Nyepi, Hari Raya Waisan, atau Tahun Baru Imlek [dengan batasan] diterima atau diperoleh seluruh pegawai," bunyi Lampiran A angka 1 PMK 66/2023, dikutip pada Minggu (8/6/2025).
Meski demikian, bingkisan yang diberikan saat perayaan Iduladha bisa dikecualikan objek PPh sepanjang bingkisan tersebut memenuhi kriteria dalam Lampiran A angka 2 PMK 66/2023.
Merujuk pada Lampiran A angka 2 PMK 66/2023, bingkisan dari pemberi kerja yang diberikan selain dalam rangka 5 hari raya pada Lampiran A angka 1 dikecualikan dari objek PPh bila diterima pegawai dan nilai yang diterima pegawai dalam 1 tahun pajak tidak melebihi Rp3 juta.
Dengan demikian, bila akumulasi nilai bingkisan yang diterima pegawai belum melebihi Rp3 juta dalam 1 tahun pajak, pemberi kerja tidak perlu memotong PPh atas bingkisan tersebut. Pemotongan PPh hanya dilaksanakan atas bagian nilai bingkisan di atas Rp3 juta.
"Pemberi kerja atau pemberi penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan wajib melakukan pemotongan PPh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan," bunyi Pasal 23 ayat (1) PMK 66/2023.
Pemotongan PPh atas imbalan berupa natura dilakukan pada akhir bulan terjadinya pengalihan atau terutangnya penghasilan yang bersangkutan, sesuai peristiwa yang terjadi lebih dulu. (dik)