Warga antre untuk menerima uang tunai bantuan sosial program Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) di Kota Serang, Banten. ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Realisasi belanja bantuan sosial (bansos) pada Januari hingga April 2025 tercatat menurun bila dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Belanja bansos pada Januari hingga April 2025 tercatat hanya senilai Rp43,6 triliun atau turun 21,4% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan penurunan ini dilatarbelakangi oleh validasi penerima bansos menggunakan data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN).
"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu terlihat ada penurunan. Namun, ini penurunan karena ada beberapa program sedang melakukan validasi, menyesuaikan dengan DTSEN," kata Suahasil, dikutip pada Sabtu (24/5/2025).
Contoh, realisasi pencairan bansos program Indonesia pintar (PIP) tercatat baru senilai Rp1,5 triliun, lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi pada tahun lalu yang mencapai Rp5,9 triliun.
Selanjutnya, realisasi pencairan bansos program keluarga harapan (PKH) pada Januari hingga April 2025 tercatat baru senilai Rp7,3 triliun, lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun lalu yang mampu mencapai Rp10,5 triliun.
"Jumlah penerimanya tetap, tetapi kemungkinan besar ini akan dibayarkan pada Mei dan Juni untuk yang [periode] kuartal II/2025," ujar Suahasil.
Kemudian, realisasi bansos kartu sembako tercatat baru mencapai Rp10,9 triliun, lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi pada tahun lalu yang mencapai Rp16,5 triliun. "Kalau kita melakukan validasi dengan DTSEN, tujuannya adalah memperbaiki ketepatan sasaran dari belanja bansos kita," ujar Suahasil.
Realisasi bansos yang tidak mengalami penurunan adalah belanja penerima bantuan iuran jaminan kesehatan nasional (PBI JKN). Realisasi PBI JKN tercatat mencapai Rp15,4 triliun, atau setara dengan tahun lalu.
Adapun realisasi belanja kartu Indonesia pintar (KIP) kuliah tercatat mampu mencapai Rp7,4 triliun, atau bertumbuh bila dibandingkan realisasi tahun lalu yang senilai Rp6,5 triliun. (dik)