Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagikan ceritanya bertemu Menteri Keuangan Republik Federal Jerman Jörg Kukies di sela-sela agenda kunjungan kerjanya di Washington D.C., AS, pekan lalu.
Sri Mulyani mengatakan salah satu topik yang didiskusikan dalam pertemuan bilateral tersebut adalah perkembangan aksesi Indonesia ke Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Menurutnya, dukungan Jerman penting dalam proses aksesi Indonesia menjadi negara anggota OECD.
"Dukungan Jerman kepada Indonesia dalam proses aksesi ke OECD juga diharapkan menjadi katalis dalam terciptanya hubungan dagang yang saling menguntungkan bagi Indonesia dan Uni Eropa," ujarnya di media sosial, Senin (28/4/2025).
Sri Mulyani tidak membeberkan secara terperinci pembahasan soal aksesi Indonesia ke OECD bersama Kukies tersebut. Namun, dia menilai Jerman dan negara Uni Eropa akan turut diuntungkan jika Indonesia bergabung dalam OECD.
Untuk diketahui, Indonesia tengah menjalani proses aksesi sebagai negara anggota OECD sejak 20 Februari 2024. Pemerintah menyusun initial memorandum yang menjabarkan kesesuaian standar dan regulasi yang berlaku di Indonesia dengan instrumen-instrumen OECD.
Ke depan, Indonesia akan mengadopsi standar OECD guna meningkatkan daya saing pada pada berbagai sektor, terutama investasi, perdagangan, tata kelola ekonomi dan kebijakan sosial.
Tidak ada tenggat waktu spesifik untuk menyelesaikan aksesi OECD. Meski demikian, pemerintah berwacana menyelesaikan proses aksesi pada 2027.
Selain aksesi OECD, Sri Mulyani dan Kukies juga membahas upaya memperkuat perdagangan di antara Indonesia dan negara Uni Eropa. Kemudian, keduanya saling bertukar pandangan mengenai kebijakan tarif bea masuk resiprokal di Amerika Serikat (AS).
Kedua menkeu tersebut saling memaparkan tantangan yang dihadapi masing-masing negara, serta pendekatan yang ditempuh untuk meresponsnya.
"Bahan perbincangan kami adalah bagaimana respon masing-masing negara menghadapi kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat," terang Sri Mulyani. (dik)
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?
Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel dan dapatkan berita pilihan langsung di genggaman Anda.
Ikuti sekarang! Klik tautan: link.ddtc.co.id/WACDDTCNews