PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Ada Perang Dagang, Surplus Perdagangan RI Berpotensi Mengecil

Redaksi DDTCNews
Kamis, 24 April 2025 | 15.00 WIB
Ada Perang Dagang, Surplus Perdagangan RI Berpotensi Mengecil

Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono. ANTARA FOTO/Alif Bintang/aaa/wpa.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan memperkirakan kebijakan tarif di Amerika Serikat (AS) akan berdampak luas pada perdagangan global.

Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengatakan kebijakan tarif di AS mulai berdampak pada penurunan harga berbagai komoditas andalan Indonesia. Namun, neraca perdagangan Indonesia sejauh ini masih mencatatkan surplus.

"Meskipun surplus tersebut kemungkinan akan mengecil karena penurunan harga dan melemahnya permintaan untuk ekspor utama, kinerja ekspor masih solid," katanya, dikutip pada Kamis (24/4/2025).

Neraca perdagangan pada Maret 2025 masih mengalami surplus senilai US$4,33 miliar. Neraca perdagangan ini masih melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 59 bulan berturut-turut.

Surplus neraca perdagangan ini ditopang oleh komoditas nonmigas seperti lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Thomas mengatakan pemerintah akan memastikan kegiatan perdagangan Indonesia tetap terjaga walaupun dihadapkan pada ketidakpastian yang besar. Aktivitas ekspor diharapkan tetap bergerak di tengah kelesuan perdagangan global.

Di sisi lain, pemerintah juga akan mendorong peningkatan impor terutama pada bahan baku dan barang modal.

"Impor barang modal dan bahan baku diharapkan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan penerimaan nasional," ujarnya.

Thomas menambahkan pemerintah akan terus menggunakan APBN sebagai instrumen untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, kinerja APBN hingga Maret 2025 masih sehat dengan defisit sebesar 0,43% PDB.

Dia meyakinkan pemerintah telah dengan cepat beradaptasi di tengah tantangan global, termasuk akibat meningkatnya ketegangan perdagangan dan volatilitas pasar, melalui strategi keuangan yang prudent. Di tengah ketidakpastian tersebut, APBN akan tetap mendukung prioritas pembangunan sekaligus menjaga pengelolaan utang yang keberlanjutan. (dik)

Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?
Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel dan dapatkan berita pilihan langsung di genggaman Anda.
Ikuti sekarang! Klik tautan: link.ddtc.co.id/WACDDTCNews

Editor : Dian Kurniati
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.