KINERJA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan Kembali Surplus US$3,12 Miliar pada Februari 2025

Dian Kurniati
Senin, 17 Maret 2025 | 12.36 WIB
Neraca Perdagangan Kembali Surplus US$3,12 Miliar pada Februari 2025

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (17/3/2025).

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Februari 2025 mengalami surplus senilai US$3,12 miliar.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan surplus neraca perdagangan tersebut terjadi karena nilai ekspor mencapai US$21,98 miliar dan impor US$18,86 miliar. Kinerja neraca perdagangan ini melanjutkan tren surplus yang terjadi sejak Mei 2020 atau 58 bulan berturut-turut.

"Surplus pada Februari 2025 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas, yang sebesar US$4,84 miliar, dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja," katanya, Senin (17/3/2025).

Amalia mengatakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2025 ini terutama berasal dari sektor nonmigas yang US$4,84 miliar, sementara sektor migas defisit senilai US$1,72 miliar.

Dia menjelaskan nilai ekspor Indonesia pada Januari 2025 yang mencapai US$21,98 miliar mengalami kenaikan sebesar 14,05% secara tahunan. Ekspor nonmigas yang mencapai US$20,84 miliar juga naik 15,4% jika dibanding periode yang sama pada 2024.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Februari 2025 mencapai US$43,41 miliar atau naik 9,16% dibanding periode yang sama tahun 2024. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$41,21 miliar juga naik 10,92%.

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari hingga Februari 2025 naik 21,32% dibanding periode yang sama tahun 2024. Demikian juga untuk ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan yang naik 49,02%, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 31,13%.

Ekspor nonmigas pada Februari 2025 yang terbesar tercatat ke China senilai US$4,29 miliar, disusul oleh Amerika Serikat US$2,35 miliar, dan India US$1,65 miliar. Kontribusi ekspor ke 3 negara tersebut kontribusi sebesar 39,79%.

Di sisi lain, Amalia menyebut nilai impor pada Februari 2025 yang mencapai US$18,86 miliar naik 2,3% secara tahunan. Impor migas tercatat senilai US$2,87 miliar atau turun 3,76%, sedangkan impor nonmigas senilai US$15,99 miliar atau naik 3,47%.

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Februari 2025 adalah China senilai US$6,05 miliar atau 37,81%, Jepang US$1,26 miliar atau 7,86%, dan Thailand US$0,87 miliar atau 5,45%.

Dia memaparkan nilai impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari hingga Februari 2025 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing 0,55% dan 3,61%. Sementara golongan barang konsumsi, turun 14,28%.

"Nilai impor bahan baku/penolong mencapai US$26,91 miliar atau naik 0,55% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu," ujarnya. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.