Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: hasil tangkapan layar akun media sosial @smindrawati)
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan tanggapan terkait dengan laporan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) terbaru, yaitu OECD Economic Survey of Indonesia 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan OECD melalui survei terbarunya tersebut telah memberikan pandangan dan rekomendasi yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Indonesia dalam melakukan perbaikan.
"Kami sangat menyambut baik dan tak ragu untuk terus bertukar pandangan dan berbagi pemikiran," katanya, dikutip pada Rabu (27/11/2024).
Menurut Sri Mulyani, OECD Economic Survey of Indonesia 2024 menunjukkan Indonesia berhasil mempertahankan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global. Hal ini adalah berkat kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati serta berlanjutnya reformasi struktural.
"Indonesia memiliki visi menjadi negara berstatus pendapatan tinggi, lebih inklusif, dan tentu saja memperkuat struktur ekonomi kami. Beberapa kebijakan yang diadopsi akan terus diperkuat, seperti hilirisasi industri," ujarnya.
Dalam OECD Economic Survey of Indonesia 2024, OECD melakukan survei atas kinerja ekonomi Indonesia, termasuk dampak pandemi Covid-19, dinamika inflasi dan peranan Indonesia dalam global value chain, keberlanjutan kebijakan struktural, serta peluang dan tantangan yang dihadapi.
OECD Economic Survey of Indonesia 2024 juga memuat 2 bab yang secara khusus membahas tentang digitalisasi dan transisi hijau.
Dalam laporan survei tersebut, OECD mencatat pertumbuhan Indonesia sudah kembali pulih ke level prapandemi. OECD pun memperkirakan pada tahun depan perekonomian Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,2%.
Lebih lanjut, OECD mencatat pendapatan perkapita Indonesia telah naik 3 kali lipat dalam 25 tahun terakhir, sedangkan kemiskinan ekstrem sudah menurun. Capaian ini didukung oleh perluasan akses terhadap pendidikan dasar dan penguatan pendidikan kejuruan.
Terkait dengan digitalisasi, OECD mencatat ekonomi digital telah memainkan peran sentral dalam mendorong pertumbuhan dan inklusivitas. Selain itu, e-commerce Indonesia juga telah tumbuh pesat sejalan dengan bertambahnya jumlah startup dan e-government mampu meningkatkan layanan kepada masyarakat dan mengurangi biaya operasional.
“Sebagai negara kepulauan yang besar, pengembangan infrastruktur fisik dan aksesibilitas teknologi digital serta konektivitas menjadi salah satu tantangan utama. Oleh karena itu, kami terus berinvestasi di bidang tersebut,” tutur Sri Mulyani.
Mengenai transisi hijau, kebijakan Indonesia untuk memensiunkan sejumlah PLTU dan investasi pada pembangkit energi berkelanjutan telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu pihak yang aktif dalam pengendalian iklim.
“Dalam transisi hijau, kami menempatkannya sebagai salah satu prioritas, sebagaimana disebutkan dalam KTT Pemimpin G20. Kami tetap berkomitmen pada transisi hijau di Indonesia, khususnya dalam memilih lebih banyak energi terbarukan,” kata Sri Mulyani. (rig)