Suasana rapat bersama tim dari OECD yang diselenggarakan oleh Kemenko Perekonomian.
JAKARTA, DDTCNews - Tim dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mulai melakukan reviu guna mengidentifikasi peluang dan tantangan Indonesia dalam mengembangkan ekosistem semikonduktor di dalam negeri.
Reviu atas ekosistem semikonduktor merupakan bagian dari proses aksesi Indonesia menjadi anggota OECD. Dalam reviu tersebut, OECD juga menemui berbagai instansi pemerintah yang terlibat dalam pembuatan kebijakan semikonduktor, serta para pemangku kepentingan lainnya.
"Kunjungan [OECD] ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang ekosistem semikonduktor Indonesia," kata Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, dikutip pada Rabu (24/7/2024).
Sementara itu, Stafsus Menko Perekonomian Hammam Riza menuturkan kunjungan OECD tersebut merupakan bagian dari fact-finding mission. Hasil dari kunjungan tersebut akan menjadi landasan bagi OECD dalam melakukan reviu ekosistem semikonduktor Indonesia.
"Indonesia benar-benar serius mempercepat pembangunan ekosistem semikonduktor, mulai dari hulu hingga hilir. Untuk itu, Indonesia siap memperkuat 4 pilar pendukung industri, yakni infrastruktur, keterampilan/SDM, rantai pasokan, dan lingkungan pendukungnya," tuturnya.
Setelah melakukan kegiatan fact-finding mission, tim OECD akan melakukan analisa mendalam terhadap ekosistem semikonduktor Indonesia selama 6 bulan ke depan.
Sebagai informasi, proses aksesi Indonesia untuk menjadi anggota OECD resmi dibuka pada 20 Februari 2024. Adapun peta jalan aksesi (accession roadmap) telah diserahkan oleh OECD kepada pemerintah pada Mei 2024.
Dalam peta jalan tersebut, terdapat beragam standar yang perlu diadopsi oleh Indonesia dalam rangka mendukung proses aksesi.
Sepanjang proses aksesi, Indonesia akan berkoordinasi dengan beragam puluhan komite di OECD dalam rangka menyesuaikan regulasi yang berlaku di Indonesia dengan core principle yang termuat dalam roadmap.
Guna menindaklanjuti peta jalan tersebut, Indonesia melalui Timnas OECD akan menyusun initial memorandum. Dokumen tersebut ditargetkan rampung pada awal 2025. (rig)