Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan terus mengelola instrumen fiskal untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada 2024.
Sri Mulyani mengatakan resep kebijakan 2024 akan berbeda dari tahun ini, mengingat tantangannya tidak sama. Layaknya seorang koki, menteri keuangan bakal meramu kebijakan yang lebih sesuai pada tahun depan, termasuk mengenai insentif.
"Tahun 2024 enggak sama persis seperti 2023. Pasti ada perubahan, dari beberapa insentif kita modified," katanya, dikutip pada Minggu (24/12/2023).
Sri Mulyani menuturkan prospek ekonomi 2024 masih akan menantang karena dinamika ekonomi di negara maju dan peningkatan tensi geopolitik. Terlebih, inflasi global masih di atas target sehingga meningkatkan risiko tingkat suku bunga global tetap berada di level yang tinggi.
Selain itu, ia menyinggung pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 juga tidak sesuai lantaran ekonomi China melemah. Menurutnya, permasalahan di China dapat terjadi dalam jangka menengah-panjang karena faktor struktural.
Di dalam negeri, lanjut Sri Mulyani, pemerintah akan berupaya menjaga perekonomian tetap tumbuh dengan mengandalkan sisi konsumsi dan investasi. Untik itu, pemerintah perlu merumuskan insentif yang paling tepat untuk meningkatkan kinerja konsumsi dan investasi.
Menurutnya, insentif berupa transfer dana akan tetap diarahkan kepada kelompok masyarakat paling bawah. Secara bersamaan, pemerintah juga berupaya menjaga laju inflasi, terutama pangan, agar tidak menggerus daya beli masyarakat.
Semnetara itu, insentif untuk kelompok menengah juga tetap dibutuhkan untuk menjaga mereka tetap melakukan kegiatan konsumsi. Insentif yang diberikan antara lain berupa PPN ditanggung pemerintah (PPN DTP) atas penyerahan rumah.
Bagi investor, pemerintah masih harus memberikan insentif agar tetap tumbuh, selain kebijakan reformasi untuk kemudahan berusaha.
"Investment kita tetap akan deploy dengan berbagai insentif untuk bisa makin memperkuat fundamental ekonomi Indonesia," ujar Sri Mulyani. (rig)