Ilustrasi. Seekor anak penyu merangkak menuju laut usai pelepasliaran pada peresmian Turtle Conservation Community (TCC) binaan Pertamina di Pantai Nipah, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB, Sabtu (10/6/2023). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/rwa.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah Indonesia berhasil menerbitkan Blue Bond pertama di pasar obligasi Jepang senilai JPY20,7 miliar pada Mei 2023.
Blue Bond tersebut merupakan 2 seri Samurai Bond (dengan tenor 7 dan 10 tahun) yang telah diterbitkan pemerintah Indonesia dalam denominasi yen Jepang. Adapun total Samurai Bond yang diterbitkan pemerintah senilai JPY104,8 miliar atau sekitar Rp11,34 triliun.
“Penerbitan Blue Bond ini diharapkan dapat mengundang minat investor, baik dari dalam negeri maupun internasional, untuk ikut serta dalam pembiayaan proyek-proyek berkelanjutan di Indonesia,” tulis pemerintah dalam APBN Kita Edisi Juni 2023, dikutip pada Senin (17/7/2023).
Adanya debut tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang menerbitkan Blue Bond sesuai dengan prinsip International Capital Market Association (ICMA). Hal tersebut juga memperkuat komitmen Indonesia dalam mencapai sustainable development goals (SDGs).
Selain memperkuat komitmen Indonesia dalam mencapai SDGs, penerbitan Blue Bond juga dapat membantu diversifikasi portofolio keuangan Indonesia dengan memperluas instrumen keuangan yang tersedia dan mengurangi ketergantungan pada sumber pendanaan konvensional
Penerbitan Blue Bond juga dapat membantu diversifikasi portofolio keuangan Indonesia. Pasalnya, penerbitan Blue Bond bisa memperluas instrumen keuangan yang tersedia dan mengurangi ketergantungan pada sumber pendanaan konvensional.
Hasil dari penerbitan obligasi tersebut diharapkan dapat mendukung kebutuhan ekonomi biru, termasuk di dalamnya perlindungan pesisir, pengelolaan budidaya perikanan berkelanjutan, serta rehabilitasi mangrove.
Blue bond merupakan sarana penting guna mendanai konservasi dan pengelolaan sumber daya laut dan pesisir yang berkelanjutan. Blue Bond dapat membantu mengurangi kesenjangan pembiayaan Indonesia untuk SDGs.
Selain itu, Blue Bond turut berkontribusi pada tujuan Archipelagic and Island States (AIS) Forum. Adapun forum ini dibentuk sebagai wadah kerja sama pembangunan negara kepulauan dan pulau kecil. Keberhasilan Indonesia tersebut dapat menjadi tonggak awal bagi negara anggota lainnya dalam pembiayaan agenda kelautan yang berkelanjutan.
Administrator United Nations Development Programme (UNDP) Achim Steiner mengatakan penerbitan Sovereign Blue Bond yang inovatif tersebut menjadi tonggak sejarah terbaru dalam pembangunan Indonesia.
“UNDP dengan bangga menandai tonggak sejarah terbaru ini … , sebagai bagian dari upaya kami yang lebih luas untuk mendukung negara-negara di seluruh dunia untuk menggalang US$13 miliar hingga saat ini menuju SDGs melalui obligasi tematik yang inovatif,” kata Achim, dikutip dari laman resmi UNDP.
Ke depan, penerbitan Blue Bond dapat melengkapi skema Green Sukuk yang sudah lebih dulu ada untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. (Abiyoga Sidhi Wiyanto/kaw)