Pekerja berjalan di Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/6/2023). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Indonesia dan Uni Eropa merampungkan perundingan persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif (IEU-CEPA) putaran ke-15.
Dalam pembukaan perundingan yang berlangsung di Yogyakarta pekan lalu, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengapresiasi komitmen kedua pihak untuk menyelesaikan negosiasi IEU-CEPA secara substansial secepat mungkin.
"Kedua tim perunding berupaya optimal, mencari solusi kreatif untuk isu-isu di bawah perundingan IEU-CEPA. Setelah putaran terakhir di Brussels, kami optimistis dapat tercapai kemajuan substansial dalam perundingan," kata Djatmiko dalam keterangan tertulis, Senin (17/7/2023).
Pada putaran ke-15 ini, Indonesia dan Eropa mencapai kemajuan dalam pembahasan teks. Di antaranya, disepakatinya Bab Kerja Sama Ekonomi dan Peningkatan Kapasitas (Economic Cooperation and Capacity Building/ECCB). Kesepakatan itu resmi menjadikan ECCB sebagai bab ke-7 yang diselesaikan.
"Selain penyelesaian Bab Kerja Sama Ekonomi, kelompok kerja lain juga melakukan diskusi yang konstruktif dalam minggu ini," kata Direktur Perundingan Bilateral Johni Martha.
Sebagai informasi, putaran ke-15 perundingan IEU-CEPA mencakup pembahasan pada 15 isu runding. Isu tersebut, yakni perdagangan barang, ketentuan asal barang, sistem pangan berkelanjutan, klausul anti-fraud, dan hambatan teknis perdagangan.
Isu selanjutnya, adalah perdagangan jasa, perdagangan digital, investasi, penyelesaian sengketa, ketentuan institusional, kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas, serta subsidi untuk pertemuan daring.
Perundingan putaran ke-16 rencananya akan dilakukan pada akhir 2023 di Brussels, Belgia.
Uni Eropa merupakan mitra dagang besar bagi Indonesia. Pada 2022, total perdagangan Indonesia dan Uni Eropa mencapai US$33,2 miliar. Pada periode itu, ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat US$21,5 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa senilai US$11,7 miliar.
Komoditas ekspor andalan Indonesia adalah minyak kelapa sawit (CPO) dan fraksinya, asam lemak monokarboksilat industri, batu bara, tembaga, dan alas kaki dengan bagian atas terbuat dari bahan kulit.
Sementara impor utama Uni Eropa utamanya adalah pipa dari besi dan baja, obat-obatan, vaksin, mesin pembuat bubur kertas, serta kertas atau karton daur ulang. (sap)