PERPAJAKAN GLOBAL

Sri Mulyani: Isu Perpajakan Bakal Jadi Pembahasan Sentral KTT Asean

Redaksi DDTCNews
Kamis, 20 Juni 2019 | 11.36 WIB
Sri Mulyani: Isu Perpajakan Bakal Jadi Pembahasan Sentral KTT Asean

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: Facebook Sri Mulyani)

JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asean (Asean Summit) di Thailand pada 22-23 Juni 2019. Sejumlah isu akan menjadi pembahasan sentral.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan untuk isu perpajakan, pembahasan nantinya tidak jauh berbeda dengan pertemuan G20 beberapa waktu lalu. Tantangan soal pemajakan ekonomi digital tetap menjadi isu yang akan dibahas para pemimpin negara Kawasan Asean.

“Seperti yang saya sampaikan sebelumnya untuk materi isu mengenai perpajakan digital, juga pasti nanti akan dimunculkan,” katanya usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Rabu (19/6/2019).

Terkait penguatan kolaborasi antarnegera Asean, menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, akan dilakukan dalam aspek kepabeanan. Penggunaan satu dokumen pabean untuk kegiatan dagang di kawasan Asean akan diangkat menjadi topik pembahasan.

Kebijakan dokumen tunggal untuk kepabeanan ini sebagai upaya meningkatkan efisiensi perdagangan lintas negara di kawasan Asia Tenggara. Kebijakan tersebut dapat menekan biaya untuk pengurusan dokumen pabaen bagi pelaku usaha.

“Seperti kalau di Asean itu ada kerja sama mengenai kepabeanan, bagaimana bisa menggunakan suatu single document sehingga mereka menciptakan efisiensi,” paparnya.

Selain isu perpajakan, dinamika perang dagang yang kembali menghangat juga akan menjadi perhatian serius seluruh negara Asean. Penguatan kerja sama di tingkat regional dinilai sangat krusial untuk merespons dinamika perang dagang.

Kerangka kerja sama tersebut, menurut Sri Mulyani, tidak hanya sebatas kebijakan fiskal. Sinergitas dalam ranah moneter dan akses pembiayaan perlu ditingkatkan untuk menjamin ketahanan ekonomi di Kawasan Asean.

“Ada juga kebijakan menggunakan local currency yang sekarang ini antara bank sentral negara-negara Asean sehingga lebih mengurangi kebutuhan transaksi dengan dolar AS. Kemudian, bagiaman menciptakan asuransi bencana alam yang memang sudah dirintis Indonesia,” imbuhnya. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Facebook DDTC
Twitter DDTC
Line DDTC
WhatsApp DDTC
LinkedIn DDTC
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.