Konferensi pers hasil rapat koordinasi.
JAKARTA, DDTCNews – Kantor Menko Perekonomian hari ini mengadakan rapat koordinasi menjelang periode Ramadan dan Idul Fitri. Pengendalian harga pangan menjadi salah satu pembahasan penting.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pembahasan soal pangan menjadi menarik pada periode Ramadan. Pasalnya, pergerakan harga pangan pada periode ini menjadi penyumbang inflasi yang signifikan.
“Inflasi di bulan di mana ada Ramadan dan Idul Fitri,itu perkembangannya cukup menarik. Dalam 5 tahun terakhir di Ramadan, inflasinya bergerak cukup tinggi terutama di 2014 dan 2015,” katanya di kantor Menko Perekonomian, Kamis (25/4/2019).
Mantan Dirjen Pajak itu menyebutkan fenomena inflasi tinggi pada periode Ramadan pada 2014 sebesar 0,9%. Kemudian, kondisi ini berlanjut pada tahun fiskal 2015 yang sebesar 0,93%.
Fenomena tersebut kemudian perlahan mereda pada 2017 dan 2018. Pada dua tahun tersebut, inflasi pada Ramadan tercatat 0,69% di 2017 dan 0,59 pada tahun lalu.
Menurutnya, inflasi yang mulai melandai dalam dua tahun terakhir khususnya pada periode Ramadan tidak lepas dari pengendalian harga pangan. Pengendalian tersebut dapat menekan inflasi dari sisi harga bergejolak.
“Jadi terlihat jelas bahwa pemerimtah berhasil mengendalikan secara bertahap, semakin stabil dan semakin rendah inflasinya,” ungkapnya.
Hal tersebut yang kemudian hendak dilanjutkan tahun ini. Fokus tidak hanya soal ketersedian pasokan kebutuhan pokok semacam beras, tapi juga menyangkut pergerakan harga bawang merah dan bawang putih yang cenderung naik beberapa waktu terakhir.
“Untuk pengendalian inflasi jelang hari besar keagamaan maka perlu kerja sama Mendag, Bulog, dan Satgas Pangan dalam menertibkan kegiatan ketersedian pasokan dan stabilisasi harga,” imbuh Darmin.